Raja Juli Ungkap Wihara Amurva Bhumi Menang Kasasi soal Lahan: Kado Imlek

4 days ago 8

Jakarta -

Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni mengunjungi Wihara Amurva Buki, Setiabudi, Jakarta Selatan. Menhut Raja Juli mengaku senang bisa mengunjungi lagi ke wihara ini.

"Hari ini, alhamdulillah, puji Tuhan, saya dapat kembali ke Amurva Bhumi. Setelah tiga kali Imlek. Ini imlek ketiga saya ke sini, dan di dalam tadi saya mendapatkan berita sangat mengembirakan, membahagiakan," kata Raja Juli kepada wartawan di Wihara Amurva Buki, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2025).

Raja Juli menceritakan dirinya pernah menangani masalah sengketa lahan di wihara ini. Raja Juli mengatakan lahan Wihara Amurva Bhumi sempat bersengketa dengan perusahaan besar saat dirinya menjadi Wamen ATR/BPN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, tanah Amurva Bhumi, terutama di bagian depan sana itu, ketika saya menjadi wamen ATR/BPN, itu ada sengketa dengan sebuah perusahaan besar. Saya ketika itu berusaha membantu, karena saya yakin Amurva Bhumi ini sudah berdiri 100 tahun secara formal, tapi menjadi kelenteng kecil, atau menjadi vihara kecil. Mungkin dalam tradisi Islam, musala, itu sudah 135 tahun. Jadi ini sudah tua sekali, sudah banyak menghasilkan, menyirami nilai-nilai spiritualitas kepada warga Buddhis, Konghucu," jelasnya.

Raja Juli menceritakan mafia tanah berusaha mengambil jalan masuk wihara. Dirinya pun membantu untuk menyusun langkah-langkah pembuktian kepemilikan lahan saat Wamen ATR/BPN. Dia bersyukur permasalahan itu dimenangkan pihak wihara di Mahkamah Agung (MA).

"Ketika itu sudah kalah dua kali, kalah sekali, kalah kedua kali, dan kemudian kita maju ke Mahkamah Agung. Dan per Januari kemarin, tanggal 24 Januari, Alhamdulillah sudah menang di MA, inkrah di MA," jelasnya.

"Dan saya kira ini adalah kado terbaik Imlek dari negara, dari pemerintah, dari Pak Prabowo Subianto, kepada para pemeluk agama Buddha, Konghucu, bahwa negara hadir, ada keadilan yang bisa ditegakkan di Vihara Amurva Bhumi ini," tambahnya.

Raja Juli mengatakan akan berkoordinasi dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid agar tanah tersebut disertifikasi agar tindak diganggu mafia tanah.

"Selanjutnya tadi saya juga diminta untuk menyediakan bibit, oleh Kementerian Kehutanan. Saya tanyakan bibit apa? Saya diminta menyediakan bibit karet, karena ini memang terkenal dengan daerah karet," ucapnya.

"Dulu kabarnya di sini ini pohon karet. Sebelum sekarang menjadi pohon beton. Jadi pohon karet. Tadi kita menanam 8 pohon karet secara simbolik. Untuk mengingatkan kepada sejarah bahwa Klenteng ini, wihara ini, sudah berdiri 135 tahun. Atau 100 tahun secara formal, dari 1925. Semoga tidak ada lagi mafia tanah yang mengganggu kekhusukan beribadah umat-umat beragama," pungkasnya.

(lir/lir)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |