loading...
Profil Mohammad Javad Vafaei Sani, Petinju Iran yang Dijatuhi Hukuman Mati karena Ikut Demo
Nama Mohammad Javad Vafaei Sani kini menjadi simbol keberanian dan perlawanan di dunia olahraga Iran. Petinju berusia 30 tahun itu tengah menghadapi hukuman mati setelah berpartisipasi dalam aksi protes nasional pada 2019, yang menuntut kebebasan dan keadilan di negaranya.
Kasusnya kembali mencuat setelah lebih dari 20 atlet dan legenda Olimpiade dunia — termasuk Martina Navratilova dan Sharron Davies — menandatangani surat terbuka untuk menghentikan eksekusinya. Mereka menilai hukuman tersebut bukan hanya bentuk pelanggaran hak asasi manusia , tetapi juga penghinaan terhadap semangat olahraga yang menjunjung keberanian dan kemanusiaan.
Dari Juara Nasional ke Tahanan Politik

Mohammad Javad Vafaei Sani lahir di Mashhad, Iran bagian timur laut. Sejak muda, ia dikenal sebagai atlet berbakat yang menanjak cepat di dunia tinju nasional. Rekan-rekannya menggambarkan Vafaei sebagai sosok disiplin dan penuh semangat — seorang juara yang menjadi panutan di ring dan di luar arena.
Namun, hidupnya berubah drastis setelah ikut dalam demonstrasi besar-besaran tahun 2019, yang dipicu oleh krisis ekonomi dan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah. Vafaei ditangkap pada Maret 2020 dan dituduh mendukung kelompok oposisi People’s Mojahedin Organisation of Iran (MEK) — tuduhan yang ia bantah keras.
Selama lima tahun terakhir, ia mendekam di penjara dan dikabarkan mengalami penyiksaan fisik serta isolasi panjang. Organisasi HAM internasional menyebut proses peradilannya “sangat tidak adil” dan sarat pelanggaran prosedur hukum.
Kasus Vafaei Sani menjadi sorotan dunia setelah pengadilan Iran kembali menguatkan vonis eksekusi pada 4 Oktober 2025, setelah dua kali dibatalkan sebelumnya.


















































