Jakarta -
Polisi mengungkap 'arisan' pesta gay yang digelar trio host di hotel kawasan Kuningan, Jakarta Selatan diikuti oleh 56 peserta. Para peserta dari berbagai kalangan profesi, ada yang bekerja sebagai dokter hingga guru.
"Profesinya macam-macam, paling banyak karyawan swasta ada 48 orang. Kemudian ada guru Bahasa Arab 1 orang, dokter 1 orang, personal trainer 2 orang, karyawan kontrak Avsec ada 1 orang, ada juga yang nggak bekerja 3 orang," ujar Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Iskandarsyah dalam keterangannya keapda detikcom, Kamis (6/2/2025).
Dari 56 peserta itu, mayoritas merupakan pria yang berdomisili di Jakarta. Ada juga yang berdomisili di Tangerang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bekasi, Sulawesi Selatan, hingga Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iskandar mengatakan seluruh peserta berusia dewasa, mulai dari 20 tahun sampai dengan 45 tahun. Beberapa di antaranya berstatus sudah menikah.
"Yang sudah kawin ada 4 orang, yang belum kawin 47 orang. Sisanya statusnya cerai," ujarnya.
Kode 'Arisan'
Sebagai informasi, ada tiga host pesta gay yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah pria RH alias R dan pria RE alias E, yang membiayai penyewaan hotel. Selain itu, ada pria BP alias D, yang berperan merekrut para peserta pesta seks.
Saat dilakukan penggerebekan, tidak ada narkotika yang ditemukan di lokasi. Hanya saja, ada alat kontrasepsi hingga obat anti-HIV yang diamankan pihak kepolisian.
"Di lokasi tempat kita mau penggerebekan di TKP tidak Kita temukan alat yang diduga sebagai narkoba. Kita libatkan ada Polsek juga pada saat itu," ujarnya.
Kasus itu diungkap Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Sabtu (1/2) malam. Total ada 56 orang laki-laki yang diamankan pihak kepolisian.
Polisi mengungkap siasat di balik gelaran pesta seks gay di sebuah kamar hotel di kawasan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel). Penyelenggara (host) mengundang para peserta dengan kode 'arisan' hingga 'event'.
"Dengan bermacam-macam kodenya. Ada yang bilang 'arisan', ada yang bilang 'event'. Jadi variatif gitu ada kode-kodenya mereka," kata Kompol Iskandarsyah, Rabu (5/2).
Puluhan peserta yang terlibat direkrut oleh tersangka BP alias D. Setelahnya, peserta yang sudah direkrut tersebut mengajak rekan-rekannya lain untuk bergabung dalam pesta.
"Jadi satu orang itu merekomendasikan yang lain. Dan nanti si tersangka D ini langsung menghubungi, berkomunikasi dengan yang direkomendasi tersebut," ujarnya.
(mea/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu