Pengakuan WNI Korban Penembakan Tak Lakukan Perlawanan ke Aparat Malaysia

6 days ago 8
Jakarta -

Kasus penembakan terhadap lima WNI yang ditembak aparat Malaysia saat hendak keluar dari Malaysia di jalur ilegal terus didalami. Kementerian Luar Negeri telah berkomunikasi dengan 2 WNI korban penembakan aparat Malaysia.

Dirangkum detikcom, Kamis, (30/1/2025), sebelumnya diberitakan lima WNI ditembak aparat Malaysia karena hendak keluar Malaysia dari jalur ilegal karena diduga melakukan perlawanan. Sebanyak 1 orang WNI tewas dan 4 orang lainnya terluka akibat insiden itu.

Kemlu pun akhirnya mendapat akses kekonsuleran pada Selasa untuk menemui 4 WNI yang sedang dirawat di RS. Dari keempat korban, 2 orang WNI telah terverifikasi identitasnya, yaitu HA dan MZ.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua WNI tersebut berasal dari Riau. Keduanya kini dalam perawatan dengan kondisi stabil sehingga bisa memberikan keterangan.

Berdasarkan pengakuan 2 WNI tersebut tidak melakukan perlawanan dengan senjata tajam ke aparat Malaysia.

"Keduanya juga menjelaskan kronologi kejadian dan menyatakan tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia)," tulis Kemlu dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

Sementara itu, dua korban lainnya masih berada dalam kondisi kritis pasca-operasi dan belum dapat memberikan keterangan. Keempat WNI itu kini dalam perawatan di RS Serdang dan RS Klang, Malaysia.

Jenazah WNI Korban Penembakan Dipulangkan ke RI

Ilustrasi penembakan Ilustrasi penembakan (Foto: Getty Images/iStockphoto/ugurhan)

Jenazah Basri, korban tewas dalam penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), tiba di Terminal Kargo Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Provinsi Riau. Jenazah tiba hari ini sekitar pukul 16.00 WIB.

Berdasarkan pantauan, seperti dilansir Antara, Rabu (29/1/2025), peti jenazah berwarna putih berlapiskan plastik tiba dengan disambut anggota keluarga. Jenazah Basri langsung dimasukkan ke ambulans untuk dibawa ke Pulau Rupat, Bengkalis.

Sepupu korban bernama Azrai mengatakan pihak keluarga telah menerima dengan lapang dada kematian Basri. Korban akan dimakamkan pada hari ini juga.

"Pemakaman tetap akan kami selenggarakan hari ini, jenazah akan dibawa ke Jalan Nelayan, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis," katanya.

Azrai menuturkan pihak keluarga awalnya mendapatkan kabar penembakan ini pada Jumat (24/1). Bahkan keluarga korban ternyata tak mengetahui Basri bekerja di Malaysia.

Kronologi penembakan versi Malaysia

ilustrasi penembakan Ilustrasi penembakan (Foto: Internet)

Kejadian penembakan lima pekerja migran Indonesia ini terjadi pada Jumat (24/01) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.

Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani, dalam jumpa pers Minggu (26/01), mengatakan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) yang tengah berpatroli menemukan sebuah kapal yang ditumpangi dan diawaki lima pekerja migran asal Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan berdasarkan informasi dari Polis Diraja Malaysia (PDRM), para pekerja migran Indonesia tersebut hendak keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal.

Berdasarkan informasi PDRM tersebut, Kemenlu juga sempat menyebut penembakan oleh APMM disebabkan aksi perlawanan dari para Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Satu orang meninggal. Sementara empat lainnya mengalami luka.

Mengutip keterangan aparat negeri Malaysia, media-media negeri itu menyebut para para pekerja migran sempat menabrakkan kapal APMM sampai empat kali.

Para pekerja migran tersebut juga sempat disebut mencoba menyerang APMM menggunakan parang.

Keterangan ini berbeda dengan kronologi versi dua warga Indonesia. Mereka mengaku tidak melakukan perlawanan dengan senjata tajam.

(yld/yld)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |