Misi Australia Meruntuhkan Dominasi China dalam Logam Tanah Jarang

5 hours ago 1

loading...

Australia bakal menginvestasikan 1,2 miliar dolar Australia yang jika dirupiahkan setara Rp12,8 triliun untuk memperkuat cadangan mineral kritis, termasuk logam tanah jarang. Foto/Dok

JAKARTA - Perdana Menteri Australia , Anthony Albanese berjanji bakal menginvestasikan 1,2 miliar dolar Australia yang jika dirupiahkan setara Rp12,8 triliun untuk memperkuat cadangan mineral kritis. Hal ini setelah China memberlakukan pembatasan ekspor pada tujuh elemen tanah jarang , yang berperan penting dalam produksi teknologi canggih - termasuk kendaraan listrik, jet tempur, hingga robot.

Pembatasan China berlaku untuk semua negara, meski secara luas dipandang sebagai pembalasan terhadap tarif Presiden AS Donald Trump. Albanese mengatakan, Australia akan memprioritaskan mineral termasuk logam tanah jarang. Tapi bisakah rencananya menantang dominasi China?

Apa itu mineral tanah jarang dan mengapa itu penting?

Tanah jarang adalah sekelompok 17 elemen - yang dilabeli langka karena sulit untuk diekstraksi dan dimurnikan. Logam tanah jarang, seperti samarium dan terbium, sangat penting dalam produksi teknologi yang akan membentuk dunia dalam beberapa dekade mendatang – termasuk kendaraan listrik dan sistem senjata canggih.

Cadangan yang diusulkan Albanese, mencakup tanah jarang serta mineral kritis lainnya di mana Australia adalah produsen utama - seperti lithium dan kobalt.

Baik China dan Australia memiliki cadangan tanah jarang. Tetapi 90% penyulingan tanah jarang – yang membuatnya dapat digunakan dalam teknologi – terjadi di China, membuat negara tersebut menjadi pengendali yang signifikan atas pasokan global. Dan hal itu telah menakuti negara Barat.

Mengapa China membatasi ekspor mineral tanah jarang?

Beijing menerangkan, pembatasan ekspor logam tanah jarang adalah tanggapan atas tarif Trump pada impor China ke AS, yang saat ini sudah menyentuh angka 145%.

Tetapi para analis mengatakan, ketidakmampuan Washington untuk mengamankan pasokan tanah jarang telah menjadi salah satu kecemasan utama pemerintahan Trump, terutama karena ketegangan diplomatik dengan Beijing semakin dalam.

Sekitar 75% impor tanah jarang AS berasal dari China antara periode 2019 dan 2022, menurut Survei Geologi AS.

Direktur Penelitian Bijih Besi di Perth, Australia Barat, Philip Kirchlechner mengatakan kepada BBC bahwa AS dan Uni Eropa telah "menjatuhkan bola panas" dengan mengakui pentingnya tanah jarang selama beberapa dekade terakhir, karena China dengan cepat mengembangkan monopoli atas pemurnian.

"China menginjakkan kakinya di pembuluh darah ... sistem pertahanan AS dan Eropa," tambahnya.

CEO Tesla, Elon Musk pekan ini mengatakan, bahwa China menghentikan ekspor tanah jarang yang digunakan dalam membuat magnet canggih hingga memengaruhi kemampuan perusahaan dalam pengembangan robot humanoid. Hal ini menjadi sinyal awal dari efek serius yang dapat ditimbulkan Beijing kepada perusahaan AS.

Bisakah Australia mengubah dominasi China?

Proposal Albanese menerangkan, bahwa cadangan mineral yang dimaksud bakal siap memasok untuk "industri domestik dan mitra internasional", bisa juga ke sekutu seperti AS dan UE.

Tetapi Kirchlechner mengungkapkan, langkah itu "sudah lama tertunda", dan menambahkan bahwa proposal itu "tidak akan menyelesaikan masalah".

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |