Mendes Yandri Kenang Masa Kecil di Bengkulu: Nggak Ada Listrik-Jembatan

4 hours ago 1

Seluma -

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menceritakan masa kecilnya hidup tanpa listrik di Bengkulu. Dia juga sering hanyut saat menyeberang pergi ke sekolah melewati sungai.

Hal itu diutarakan Yandri saat acara 'Konsolidasi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Gotong Royong Membangun Desa' di Bukit Peninjauan I, Seluma, Bengkulu. Awalnya Yandri menceritakan kampungnya yang berjarak 150 Km (kilometer) dari Seluma.

"Kampung saya jauh dari sini, Pak, sekitar 150 Km lagi, Pak. Desa saya desa tertinggal, tidak ada listriknya, tidak ada jembatannya dulu, Pak. Jadi sampai tamat kuliah, di rumah orang tua saya tidak punya listrik," ujar Yandri dalam sambutannya, Minggu (16/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan saat SMP harus menyeberangi sungai hingga sering hanyut. Kemudian saat SMA menjadi marbot masjid.

"Kalau SMP saya menyeberang sungai, Pak, sering hanyut. Kalau SMA saya jadi marbot masjid, Pak. Ada teman saya Kepala Desa Pak Suhardi itu teman saya tidur di Masjid Mujahidin, Bengkulu Selatan. Jadi saya kalau pulang pasti lewat Seluma, Pak," ujarnya.

Yandri mengatakan kedatangannya ke Bengkulu dalam rangka pulang kampung. Ia tak lupa tanah kelahiran dan besar di Bengkulu.

"Jadi saya sekali lagi pulang ke sini dalam rangka pulang kampung dan saya insyaallah tidak pernah akan lupa yang namanya Provinsi Bengkulu, Bapak. Ini karena saya lahir besar di Bengkulu Selatan, SD di Kedurang, SMP di Kedurang, SMA di Kota, kuliah di Universitas Bengkulu," jelasnya.

Yandri kemudian menceritakan saat merantau ke Jakarta tiga periode menjadi anggota DPR RI. Dia mengaku bersyukur kembali ke Bengkulu menjadi menteri kabinet Presiden Prabowo Subianto.

"Anak-anakku sekalian, tadi kata Pak Gubernur tidak ada yang tidak mungkin kalau kita sungguh-sungguh. Mana mungkin yang namanya Yandri lahir di desa tertinggal tahun 1974 lahir, nggak ada listrik, nggak ada jembatan, nggak ada kompor, nggak ada kamar mandi, kerjanya ke kebon, pulang sekolah SMA jadi marbot masjid, waktu kuliah jadi guru ngaji," tuturnya.

"Tapi kata Pak Gubernur tadi salah satu syarat hormati orang tuamu, anak-anakku sekalian. Insyaallah hidupmu akan bahagia di dunia dan akhirat dan saya doakan insyaallah banyak putra putri Bengkulu. Yang akan menjadi orang-orang hebat di masa-masa yang akan datang," tutupnya.

Tonton juga video "Mendes PDT Dorong Percepatan Akses Internet untuk Ekonomi Desa"

(lir/lir)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |