Menbud Dorong Penguatan Diplomasi Budaya RI dengan Negara Pasifik

2 weeks ago 12

Jakarta -

Mengakhiri rangkaian kunjungan kerja di Provinsi Gorontalo, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menghadiri kegiatan 'Ekspresi Budaya Bajau dalam Bingkai NKRI, dari Boalemo menuju Indonesia-Pacific Cultural Synergy'. Kegiatan ini menjadi ajang pelestarian budaya lokal yang digelar di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.

Dalam sambutannya, Fadli menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan budaya yang menampilkan kearifan lokal masyarakat Bajau. Ia menilai acara ini bukan hanya merayakan kekayaan tradisi yang hidup di tengah masyarakat, tetapi juga memperkuat semangat persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia setelah 79 tahun, pemerintah mendirikan Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri. Ini adalah wujud komitmen Bapak Presiden Prabowo Subianto terhadap pentingnya kebudayaan sebagai pembangunan identitas, jati diri bangsa, dan penguatan industri budaya nasional," ujar Fadli dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fadli juga menekankan pentingnya momentum ini sebagai bagian dari perjalanan budaya Indonesia menuju Indonesia-Pacific Cultural Synergy, yakni sebuah sinergi yang mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Pasifik.

Ia menjelaskan Indonesia memiliki megadiversity kebudayaan, bukan sekadar keberagaman biasa, yang membentang dari Aceh hingga Papua. Kekayaan budaya Gorontalo, termasuk ritual adat, seni, situs sejarah, dan kuliner tradisional, merupakan bagian penting dari mosaik kebudayaan nasional.

"Budaya Bajau adalah salah satu kekayaan maritim Nusantara. Mereka memiliki rumah panggung lepa-lepa, tradisi berlayar Bapongka, serta berbagai ritual laut, seperti tiba pina, tiba kaka, dan tiba tamuni yang menunjukkan kedalaman spiritual dan kearifan ekologis masyarakat pesisir. Inilah warisan budaya yang membentuk karakter bangsa bahari," tuturnya.

Menurutnya, budaya maritim Indonesia memiliki keterkaitan erat dengan peradaban di kawasan Pasifik. Melalui program Indonesia-Pacific Cultural Synergy, pemerintah mendorong diplomasi budaya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Pasifik, seperti Papua Nugini, Vanuatu, Fiji, Kiribati, Tonga, hingga Nauru, yang sebagian besar memiliki akar sejarah dari peradaban maritim Nusantara.

"Kita ingin merangkul negara-negara Pasifik yang nenek moyangnya berasal dari Nusantara. Inilah diplomasi budaya, mengenalkan nilai dan peradaban kita yang tua dan luhur kepada dunia," ungkapnya.

Selain menyoroti pentingnya diplomasi budaya dalam memperkuat posisi Indonesia di kawasan Pasifik, Fadli juga menekankan pentingnya pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan untuk mendukung seniman, sanggar, dan komunitas budaya di Gorontalo serta Boalemo. Pemerintah membuka akses bagi masyarakat untuk mengajukan proposal kegiatan yang mendukung pemajuan kebudayaan.

Di akhir acara, Fadli mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama membangun fondasi budaya yang kuat dengan berakar pada kearifan lokal masing-masing daerah.

"Kementerian Kebudayaan siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memperkuat ekosistem budaya, meningkatkan kapasitas masyarakat, dan menghidupkan kembali ekspresi budaya tradisional dengan sentuhan modern," tutupnya.

(anl/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |