Menaker Bicara Tantangan Dunia Kerja: Lulusan Vokasi Harus Mampu Adaptasi

2 hours ago 2

Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) Yassierli menyatakan lulusan Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) harus siap menghadapi tantangan dunia kerja yang kian kompleks dan dinamis.

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan orasi ilmiah pada acara wisuda, di hadapan para wisudawan, sivitas akademika, dan orang tua, di Ruang Serbaguna Kemnaker, Jakarta.

Menurut Yassierli, tantangan dunia kerja kini tidak lagi bersifat lokal. Perubahan geopolitik, dinamika ekonomi global, dan kemajuan teknologi menciptakan lingkungan yang sulit diprediksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lulusan vokasi harus mampu beradaptasi, seperti kendaraan yang mencari jalur alternatif saat menghadapi hambatan, agar tetap mencapai tujuan," ujar Yassierli, dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/11/2025).

Ia menekankan tiga penggerak utama yang akan mengubah dunia kerja, yaitu Artificial Intelligence (AI) dan big data, Green Transition, serta transformasi ekonomi berbasis digital.

Perubahan ini sekaligus membuka peluang dan menghadirkan tantangan baru. Untuk itu, para lulusan diharapkan terus mengembangkan keterampilan agar tetap relevan di pasar kerja.

Selain keterampilan teknis, Yassierli menyoroti pentingnya penguasaan soft skill, seperti kepemimpinan, kolaborasi, kreativitas, berpikir analitis, dan kemampuan memecahkan masalah.

"Lulusan yang mampu menggabungkan kemampuan teknis dan soft skill akan lebih produktif, adaptif, dan diminati industri," kata Yassierli.

Lebih jauh, Yassierli mengingatkan para wisudawan tentang dua pola pikir penting bagi generasi muda, yakni growth mindset dan entrepreneur mindset. Growth mindset mendorong kemampuan untuk terus belajar, menerima tantangan, dan melihat kegagalan sebagai pembelajaran.

Sementara entrepreneur mindset menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan menemukan solusi baru, tidak terbatas pada dunia wirausaha. Yassierli memberikan pesan optimis bagi para wisudawan.

"Indonesia adalah negara besar dengan penduduk kreatif. Kreativitas harus digali dan dikembangkan," ujar Yassierli.

"Belajar adalah kunci, baik untuk karier maupun kehidupan. Mulai sekarang, teruslah belajar sesuatu yang baru agar siap berkontribusi bagi pembangunan nasional dan menjadi bagian dari Indonesia Emas," sambungnya.

Sementara di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker Cris Kuntadi menilai wisuda merupakan momentum penting yang menandai keberhasilan mahasiswa menempuh pendidikan vokasi sekaligus kesiapan mereka menghadapi dunia kerja dan tantangan global.

"Wisuda bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal untuk terus tumbuh menjadi generasi yang produktif, adaptif, dan berprestasi demi kemajuan negeri," tutur Cris.

Tahun ini, Politeknik Ketenagakerjaan meluluskan 88 wisudawan, terdiri dari 26 lulusan Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), 29 lulusan Program Studi Relasi Industri, dan 33 lulusan Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Berdasarkan data Career Development Center (CDC) Polteknaker, sekitar 70,45% lulusan telah terserap di dunia kerja.

Para lulusan juga dibekali sertifikat kompetensi berbasis industri, antara lain Okupasi Manajer Hubungan Industrial untuk Prodi Relasi Industri, Ahli K3 Umum dan Ahli Higiene Industri Muda untuk Prodi K3, serta Supervisor Sumber Daya Manusia untuk Prodi MSDM.

Selain itu, kemampuan bahasa Inggris mereka diukur melalui sertifikasi Test of English for International Communication (TOEIC) dengan skor rata-rata 550 dan skor tertinggi 940, sebagai bukti kesiapan menghadapi tuntutan kerja di level global.

Cris menyampaikan apresiasi kepada mitra industri yang telah memberikan kesempatan kerja dan dukungan bagi para lulusan Polteknaker.

"Sinergi ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia pendidikan vokasi dan industri dalam mencetak tenaga kerja yang kompeten, profesional, dan berdaya saing," pungkasnya.

(akd/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |