Memberantas Mafia Penyelundupan Perlu Gerakan Efektif dan Taktis

6 days ago 9

Jakarta -

Angka penyelundupan di Indonesia masih tergolong tinggi. Untuk membasminya dibutuhkan sosok yang mampu memimpin Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan gerakan efektif, tegas, dan tidak terjebak rantai birokrasi.

Data intelijen keuangan yang pernah disampaikan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan pada pertengahan November 2024 menunjukkan transaksi penyelundupan mencapai Rp 216 triliun dalam 4 tahun terakhir. Tentu angka itu bukan jumlah yang kecil.

Budi Gunawan yang karib diinisialkan BG itu mengatakan penyelundupan yang masif membuat produk lokal sulit berkembang. Namun bukan berarti pemerintah diam saja. Sejumlah modus penyelundupan telah terpetakan seperti ketidaksesuaian dokumen, ekspor impor ilegal, penyalahgunaan free trade zone di zona perdagangan bebas, termasuk mekanisme pencucian uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diperlukan Sosok Gesit Berantas Mafia Penyelundupan

Sebelumnya nama Letjen Purn Djaka Budhi Utama ramai disebut sebagai sosok yang dinilai cocok menjadi komandan di Ditjen Bea Cukai. Djaka sempat pula menghadap Presiden Prabowo Subianto sebelum akhirnya dilantik oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyadi pada 23 Mei 2025.

Menurut Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, sosok Djaka paling tepat mereformasi Bea Cukai karena memerlukan keberanian. Apalagi, lanjut Pras--begitu dia biasa disapa--, banyak dugaan pelanggaran di tubuh Bea Cukai.

"Kenapa Bea Cukai ditugaskan dari unsur TNI? Saudara-saudara mesti paham bahwa Bea Cukai ini setelah kita pelajari, itu membutuhkan sosok yang memang harus berani. Karena di situ (Bea Cukai), mohon maaf ini, sesuatu yang sebenarnya kurang enak disampaikan, tetapi kita semua paham bahwa banyak sekali pelanggaran-pelanggaran itu yang masuknya melalui jalur Bea Cukai," kata Pras kepada wartawan di Istana pada Jumat, 23 Mei 2025.

Bea Cukai memang lini yang strategis sebagai jalur keluar masuk barang. Pras menilai Djaka sosok yang mampu berkoordinasi lintas wilayah, instansi, dan kementerian, apalagi jalur Bea Cukai mencakup seluruh wilayah Indonesia.

"Substansinya adalah kita memang sedang ingin bekerja keras meningkatkan pendapatan kita dengan penertiban-penertiban dengan mempermudah, menderegulasi sesuatu yang mempersulit," imbuh Pras.

Di sisi lain Pras tidak menutup mata tentang riak di publik yang menyoroti latar belakang Djaka sebagai prajurit TNI. Justru, kata Pras, TNI memiliki tingkat kepercayaan publik yang tinggi.

"Kenapa? TNI-TNI adalah institusi kita. Gara-gara kita paling depan, coba lihat hasil survei. Lembaga yang paling dipercaya adalah TNI. Tetapi memang proses asesmennya lama. Lama itu karena kita seperti tadi saya sampaikan, kita mencari sosok dan beberapa figur yang tadinya kita tawarkan atau kita ingin beri penugasan di sana, tidak semua juga sanggup dan bersedia menerima penugasan ini," kata Pras.

Faktor Trust dari Prabowo

Djaka bukanlah orang asing bagi Prabowo. Keduanya dekat saat sama-sama bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di mana Djaka anak buah Prabowo sejak menjadi perwira pertama. Selain itu situasi di Bea Cukai yang memerlukan penanganan khusus dinilai membuat Prabowo mengambil keputusan dengan menunjuk Djaka sebagai Dirjen Bea Cukai.

"Tujuan Pak Prabowo Subianto menempatkan Letjen Djaka Budi Utama sebagai Dirjen Bea dan Cukai menurut saya karena ada situasi abnormal di lingkungan Bea dan Cukai sehingga Presiden menempuh cara nonkonvensional menempatkan militer di situ. Walaupun terakhir sebelum dilantik kan segera cepat dipensiunkan agar tidak melanggar Undang-Undang TNI," kata pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting kepada detikcom, Selasa (27/5/2025).

Selamat menyebut kondisi menantang di dalam Bea Cukai itu tentunya dibekingi mafia yang menggerogoti pendapatan negara. Selamat pun menilai Prabowo perlu orang yang bisa dipercaya untuk menangani hal itu.

"Begitu juga kasus penyelundupan barang-barang yang dilarang atau yang dikenakan pajak yang tinggi, tentu ini juga bagian dari praktik-praktik mafia hitam di Bea Cukai, seperti kasus penyelundupan satwa yang dilindungi, misalnya, tumbuhan yang dilindungi, kemudian barang-barang terlarang yang tidak boleh dikirim sebagai barang impor," kata Selamat.

"Nah ini bagian yang harus dibenahi dan Prabowo menempatkan orangnya, orang kepercayaannya karena sudah lama bekerja sama, pada saat Prabowo menjadi Danjen Kopassus, Djaka Budi Utama kan masih jadi perwira pertama, jadi memang hilangnya penerima negara dari pajak impor dan bea cukai ini kerugian ekonominya sangat tinggi sekali, apalagi mereka melakukan upaya persaingan dagang atau persaingan yang tidak sehat.," imbuh Selamat.

Menurut Selamat, Prabowo butuh mengembalikan kepercayaan publik padanya. Sosok Djaka dinilai Selamat layak untuk menjabat sebagai Dirjen Bea Cukai.

"Posisi Djaka Budi Utama juga nantinya akan lebih fokus mengawasi, memperkuat pengawasan internal dan juga eksternal untuk mencegah praktik korupsi dan mafia di Bea dan Cukai, dan tentu saja akan ada kerja sama yang lebih intensif lagi dengan Kepolisian, Kejaksaan maupun Komisi Pemberantasan Korupsi agar pelanggaran hukum yang dilakukan oknum Bea dan Cukai dapat dikenai sanksi yang tegas dan mengandung efek jera agar tidak terjadi lagi praktik-praktik mafia," kata Selamat.

Cerita Aparat TNI Backing Bea Cukai Berantas Mafia

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto mendukung penunjukan Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai. Dia menyebut memberantas mafia penyelundupan bea cukai perlu nyali besar dan Djaka dinilai berkapasitas.

"Jadi kalau sekarang (Dirjen Bea Cukai dari) tentara, bagi saya bagus itu, karena terlalu banyak itu mafianya. Saya sangat mendukung itu karena penyelundupannya itu gila-gilaan," kata Soleman kepada detikcom, Senin (26/5/2025).

Soleman menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai KaBAIS tahun 2012. Dia diminta Kepala Bea Cukai saat itu untuk membantu memberantas penyelundupan di KM Kelud.

"Beliau (Kepala Bea Cukai dulu) itu sudah bolak-balik melawan mafia itu tapi nggak berhasil. Minta bantuan saya, kita bantu, Bea Cukai di depan kita di belakang," ucapnya.

Dia menilai selama ini Bea Cukai kurang bernyali menyikat mafia yang diduga dibekingi aparat. Oleh sebab itu, dia yakin Djaka lebih berani memberantas mafia penyelundupan bea cukai.

"Makanya saya mendukung, karena saya pernah merasakan bagaimana saya membantu Dirjen Bea Cukai waktu itu," ujarnya.

Simak juga Video 'Kapolri Dorong Harga Obat Terjangkau hingga Bebas dari Mafia':

(fjp/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |