Koopsudnas Ungkap 25 Radar Baru Akan Dipasang: Tutup Blind Spot Area

1 week ago 12

Jakarta -

Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) TNI AU, Marsdya Tedi Rizalihadi, mengatakan akan ada penambahan 25 radar Ground Control Intercept (GCI) untuk memperkuat pertahanan udara RI. Tedi mengatakan radar tersebut diharapkan mampu menutup sejumlah titik buta atau blind spot area di ruang pertahanan udara.

"Ke depan akan banyak alutsista, Bapak Presiden Republik Indonesia akan membelikan beberapa alutsista yang canggih, mulai dari kedatangan radar, radar yang akan datang di akhir tahun ini bertahap sampai dengan 25 radar baru," kata Tedi di Mako Koopsudnas, Halim, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2025).

Tedi mengatakan sejauh ini masih terdapat blind spot area di RI. Dia mengatakan radar yang akan dipasang bisa menutup titik buta itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya hal ini untuk menutup blind spot area, kita ketahui masih banyak bolong-bolong di wilayah udara kita, dengan datangnya 25 radar, nanti ini akan menutup semua wilayah kita, sehingga mata dan telinga kita akan siaga senantiasa," ucapnya.

Menurut Tedi, radar tersebut akan datang secara bertahap. Adapun dua bangunan untuk radar telah dilakukan groundbreaking oleh KSAU Tonny Harjono di Takalar dan Banjarbaru.

"Jadi akan datang dua dulu, kalau kita simak, beberapa waktu yang lalu Kepala Staf Angkatan Udara sudah melaksanakan groundbreaking di Takalar, di Makassar itu adalah yang batch pertama dan di Banjarmasin atau di Banjarbaru, berikutnya akan bertahap, secara kontinu itu sampai sesuai dengan jumlah yang akan diterima oleh Angkatan Udara," katanya.

Tedi mengatakan radar yang akan datang merupakan pabrikan Thales asal Prancis. Dia mengatakan radar tersebut memiliki kemampuan Ground Control Intercept (GCI) yang mampu mendeteksi dan mengidentifikasi pesawat musuh meskipun transponder dimatikan.

"Jadi radar yang akan kita terima itu adalah radar GCI, jadi dia Ground Control Intercept, jadi radar militer yang bisa meng-intercept, manakala ada ancaman atau black flight yang masuk, itu akan mengarahkan fighter, katakan dalam pesawat Sukhoi atau F-16 kepada sasaran untuk diidentifikasi, apakah pesawat ini mengancam atau tidak," ucapnya.

"Tentunya kemampuan radar ini beda dengan radar sipil, karena kita mempunyai secondary dan primary, primary itu tujuannya apabila pesawat asing atau black flight itu mematikan transponder itu tetap akan kita bisa deteksi, jadi itu keunggulannya radar militer," katanya.

(lir/lir)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |