Kisah Sulaiman bin Yasar, Pria Gagah nan Tampan yang Selalu Menjaga Pandangannya

4 hours ago 3

loading...

Kisah ini datang dari seorang hamba yang saleh bernama Sulaiman bin Yasar rahimahullah. Ia adalah seorang pria yang sangat tampan dan gagah, dan paling menjaga pandangan dan dirinya dari keharaman Allah SWT. Foto ilustrasi/ist

Kisah hikmah ini datang dari seorang hamba yang saleh bernama Sulaiman bin Yasar rahimahullah. Ia adalah seorang pria yang sangat tampan dan gagah, dan paling menjaga pandangan dan dirinya dari keharaman Allah SWT ! Kisah Sulaiman bin Yasar ini diceritakan dalam kitab 'Hilyah Al-Awliyaa' karya Abu Nu'aim (2/191).

Alkisah, Sulaiman bin Yasar keluar dari Madinah untuk melakukan safar bersama temannya, dan setibanya mereka di kota Abwaa, temannya berdiri berjalan menuju sebuah pasar untuk membeli (bekal) makanan bagi mereka, dan Sulaiman pun duduk di tenda (menanti temannya).

Saat menunggu temannya tersebut, ternyata ada seorang wanita dusun dari penduduk gunung memandangnya dari tenda miliknya, dan ketika wanita itu melihat ketampanan Sulaiman dan kegagahannya maka turunlah dia dari atas bukit menemui Sulaiman, dengan memakai cadar dan sarung tangannya, kemudian dia datang dan berdiri di hadapan Sulaiman.

Kemudian dia membuka wajahnya yang laksana rembulan di malam purnama seraya berkata: "Apakah engkau mau memberiku (sesuatu)?".

Maka Sulaiman pun menundukkan pandangan -nya dari wanita tersebut! Sulaiman mengira bahwa dia adalah wanita miskin yang membutuhkan makanan, maka Sulaiman pun berdiri untuk memberikannya sebagian makanan (sisa perjalanan yang ada padanya).

Ketika sang wanita melihat itu, dia pun berkata: "Aku tidak menginginkan makanan ini, tetapi yang aku inginkan ialah apa yang dilakukan oleh seorang pria terhadap istrinya!!

Maka berubahlah wajah Sulaiman dan menjadi legam dan dia pun teriak sembari mengatakan: "Sungguh Iblis yang telah mengirim dirimu kepadaku!!"

Baca juga: 9 Manfaat Menjaga Pandangan, Kaum Muslim Wajib Tahu!

Kemudian Sulaiman menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu dia benamkan kepalanya di antara kedua lututnya, dan mulailah dia menangis dan berteriak!!

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |