Jakarta -
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyelenggarakan Kick-Off Mangrove Festival 2025 (Mangrofest 2025) di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur (29/7). Hal ini sebagai bagian dari konsolidasi nasional rehabilitasi mangrove dan peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025.
Mangrofest 2025 ini mengangkat tema 'Rayakan Mangrove, Rangkai Harapan' sebagai wujud perayaan, refleksi, dan penguatan kolaborasi lintas sektor dalam menjaga dan memulihkan ekosistem pesisir Indonesia.
Penyelenggaraan Kick-Off Mangrofest 2025 di Taman Nasional Alas Purwo sebagai simbol awal gerakan pemulihan pesisir secara nasional. Lokasi ini dipilih karena memiliki ekosistem mangrove yang penting, serta menjadi representasi lanskap pesisir yang perlu dijaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut), Sulaiman Umar Siddiq menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan ekosistem mangrove terbesar di dunia, lebih dari 3,4 juta hektare mangrove terbentang dari Aceh hingga Papua, atau sekitar 23% dari total luasan mangrove dunia.
"Indonesia menginisiasi proyek rehabilitasi mangrove yang terbesar di dunia. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan World Bank menginisiasi proyek Mangroves for Coastal Resilience atau M4CR yang memiliki target rehabilitasi mangrove sebesar 41.000 hektar dengan penanaman lebih dari 80 juta batang," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih dalam laporannya menambahkan bahwa Mangrofest 2025 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dan pemangku kepentingan terhadap pentingnya ekosistem mangrove.
Selain itu, kegiatan ini juga menampilkan inovasi, kearifan lokal, dan best practices rehabilitasi mangrove dari berbagai daerah, serta menumbuhkan komitmen lintas sektor dan lintas generasi untuk menjaga hutan mangrove sebagai penyangga masa depan pesisir Indonesia.
Dyah juga melaporkan bahwa kegiatan Kick-Off Mangrofest 2025 memadukan pendekatan edukatif, partisipatif, dan simbolik melalui serangkaian kegiatan antara lain: (1) Aksi Kolaborasi Penanaman Mangrove; (2) Mangrove Harmony Ride menggunakan motor listrik; (3) Pameran Hasil Kerja Rehabilitasi Mangrove; (4) Diskusi Bersama Mangrove Champion; dan (5) Hiburan Musik Alam.
Salah satu sorotan kegiatan adalah Mangrove Harmony Ride yang melibatkan komunitas motor listrik Elder's Electtrico Motor Club. Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen nyata terhadap pengurangan emisi karbon dan transisi menuju energi ramah lingkungan. Pemilihan motor listrik tidak hanya memperkuat pesan pelestarian mangrove sebagai penyangga ekosistem pesisir, tetapi juga menyuarakan pentingnya pergeseran gaya hidup dan transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Kick-Off Mangrofest 2025 diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan, antara lain perwakilan kementerian/lembaga, perwakilan negara sahabat, pemerintah daerah, mitra pembangunan, komunitas dan penggiat mangrove, Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD), LSM, masyarakat lokal, dan para mitra pelestari mangrove.
Rangkaian Mangrofest 2025 akan berlangsung hingga bulan Oktober mendatang, dengan berbagai acara menarik diantaranya, Media Gathering, Mangrove Art and Music Festival, Mangrove Awarding Night and Gala Dinner, dan puncak acara Mangrove Fun Run and Family Walk yang diselenggarakan secara serentak di Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Sekilas tentang program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR), merupakan inisiatif strategis nasional yang bertujuan untuk mengatasi degradasi ekosistem mangrove di Indonesia melalui rehabilitasi skala besar yang berfokus pada pendekatan berbasis komunitas dan keberlanjutan lingkungan.
Pelaksanaan rehabilitasi mangrove M4CR berlangsung di 4 provinsi prioritas yaitu Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara dengan target luasan 41.000 hektar hingga tahun 2027. M4CR menjadi bagian dari kontribusi Indonesia terhadap aksi iklim global dan upaya restorasi ekosistem pesisir secara menyeluruh.
(akd/ega)