Jakarta -
Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengapresiasi pengungkapan kasus 21 kilogram sabu oleh Polresta Bogor. Dedi memberikan apresiasi karena Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo dan jajaran dinilai mampu memecahkan sejumlah permasalahan besar.
"Saya di Polresta Bogor bertemu dengan Pak Kapolres, ada prestasi yang dibuat nanti kita tanya. Saya tertarik penyelesaian berbagai problem di Jawa Barat, karena kinerja bapak salah satunya saya dengar bapak bisa mengungkap kejahatan narkoba pada waktu bapak memimpin," ujar Dedi Mulyadi, dilihat detikcom di akun media sosialnya, Sabtu (25/1/2025).
Awalnya, Dedi meminta Kombes Eko Prasetyo untuk menjelaskan terkait pengungkapan kasus narkoba yang baru-baru ini diungkap. Sebagai informasi, Polresta Bogor Kota mengungkap 21 kilogram sabu dan 20 ribu butir ekstasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo menyambut kedatangan Gubernur Jabar Terpilih, Dedi Mulyadi. (Foto: dok. Istimewa)
Kombes Eko kemudian menjelaskan awal mula pengungkapan kasus ini berdasarkan informasi dari masyarakat. Sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Satresnarkoba Polresta Bogor Kota kemudian menindaklanjuti informasi terkait narkoba ini.
"Memang barang ini awalnya berasal dari luar Jawa. Awalnya ini berasal dari Sumatera Pak dan yang kita amankan ini sekitar 7-10 hari cuma pindah-pindah hotel, diarahkan pindah-pindah ke hotel A, B, C, tiba-tiba disuruh ke Palembang," jelas Eko.
Gubernur Jabar Terpilih, Dedi Mulyadi, mengapresiasi pengungkapan 21 Kg sabu Polresta Bigor Kota. (Foto: dok. Istimewa)
Eko lantas menjelaskan bahwa saat itu pihaknya menangkap seorang kurir. Kurir yang membawa Pajero berisi narkoba itu sempat kejar-kejaran dengan anggota Polresta Bogor Kota.
"Cuma dikasih petunjuk di jalan ada kendaraan Pajero warna hitam dan ada kuncinya di dalam, setelah itu dibawa. Kami monitor ternyata masuk Jakarta langsung dibawa ke Bogor, di Yasmin itu sempat kejar-kejaran dengan anggota kami, alhamdulillah bisa diamankan dan pada saat diamankan ditemukan sabu seberat 21 kilogram," jelasnya lagi.
"Dua puluh satu kilogram itu bisa dikonsumsi oleh berapa ribu orang?" tanya Dedi.
"Sekitar 125 ribu orang," jawab Eko.
Dedi lantas menanyakan tujuan peredaran narkoba itu ke mana. Eko menjawab bahwa narkoba itu rencananya akan diedarkan di Jabodetabek.
"Itu memang penyimpanannya pun sudah disusun sedemikian rupa ada yang di bawah jok, di bawah plafon, kanan-kiri mobil dan di ban serep. Dan kami juga menemukan pil ekstasi sekitar 20 ribu butir. Jadi kami amankan, sudah kami tahan pelakunya," ungkap Eko.
Dedi kemudian menanyakan berapa nilai narkoba tersebut jika diuangkan. Lalu Eko menjawab Rp 30 miliar.
"Weh, bandar rugi dong sekarang," seloroh Dedi.
Dedi berharap dengan adanya pengungkapan kasus narkoba ini Jawa Barat, khususnya Kota Bogor semakin aman dan tentram sehingga kepercayaan publik kepada aparat penegak hukum pun semakin meningkat.
"Semoga Jawa Barat ke depan semakin tentram, aman, damai dan para petugasnya terus melayani masyarakat dan masyarakat punya tempat mengadu, tidak usah punya rasa takut. Kemudian tumbuh kepercayaan masyarakat kepada aparat baik aparat sipil maupun TNI maupun Polri," pungkas Dedi.
(mei/hri)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu