Geger MUA Dea Lipa Rupanya Seorang Pria, Ini 4 Faktanya

4 hours ago 1

Jakarta -

Sosok Make Up Artist (MUA) yang viral dengan julukan 'Sister Hong Lombok' atau akrab disapa Dea Lipa menjadi perbincangan publik. Belakangan terungkap kalau Dea Lipa seorang pria dengan nama asli Deni Apriadi Rahman.

Usai viral, Deni memberikan klarifikasi dan mengakui identitas aslinya ke hadapan publik. Pengakuan ini sekaligus mengungkap berbagai latar belakang yang mendasari penampilan serta perjalanan hidupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam konferensi pers yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Deni Apriadi Rahman atau Dea Lipa secara terbuka mengakui identitas dirinya sebagai pria. Deni menjelaskan bahwa pilihan dirinya untuk berpenampilan feminin adalah bentuk ekspresi pribadinya.

"Itu adalah bentuk ekspresi diri saya yang lahir dari kekaguman," ujar Deni dilansir detikBali, Sabtu (15/11/2025).

Dia juga mengakui pernah mengenakan hijab yang menurutnya adalah simbol kecantikan.

1. Janji Tak Berhijab Lagi

Setelah identitas aslinya viral, Deni memutuskan untuk tidak lagi mengenakan hijab yang sempat ia gunakan. Keputusan ini ditegaskannya saat konferensi pers di Mataram.

"Saya saat ini sudah melepas hijab. Saya tidak akan menggunakannya lagi," ujar Deni.

Penggunaan busana muslimah tersebut sebelumnya dikaitkan dengan ekspresi diri, namun kini ia memilih untuk melepasnya.

"Saya menyadari bahwa saya memang pernah menggunakan jilbab. Bagi saya, jilbab itu simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan," katanya.

2. Keluarga Meminta Maaf

Kegaduhan yang ditimbulkan Dea Lipa membuat pihak keluarga turun tangan untuk menyampaikan permohonan maaf kepada publik. Keluarga Deni diwakili oleh bibinya, Maya, saat konferensi pers.

"Sebelumnya, kami minta maaf atas kegaduhan yang tidak pernah kami duga terjadi melalui media sosial," ucap Maya, dikutip dari detikBali, Sabtu (15/11/2025).

Maya juga mengaku bahwa keluarga sudah memberikan nasihat terhadap Deni.

"Nasihat itu sudah, bahkan sejak ia memutuskan untuk berjilbab. Terus terang dia pertama kali memberitahukan kepada saya," ujar Maya.

3. Kondisi Masa Kecil Deni

Deni turut menceritakan kondisi latar belakang keluarga yang ia hadapi sejak kecil. Deni tumbuh dalam kondisi keluarga yang tidak utuh (broken home) karena kedua orang tuanya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

"Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dari pihak ibu, karena kedua orang tua saya bekerja sebagai tenaga migran," kata Deni, seperti dilansir detikBali.

Selain itu, ia juga mengaku telah mengidap gangguan pendengaran sejak lahir, yang kondisinya kian memburuk setelah ia mengalami kecelakaan pada usia sekitar 10 tahun.

"Sejak kecil saya hidup dengan keterbatasan pendengaran, yang semakin memburuk setelah saya mengalami kecelakaan ketika berusia sekitar 10 tahun," jelasnya.

4. Pernah Jadi Korban Bully

Keterbatasan dan kondisi sulit yang dialami Deni semasa kecil membuatnya menjadi sasaran bullying atau perundungan semasa sekolah. Kondisi ini diperparah saat sang nenek meninggal dunia ketika Deni duduk di bangku kelas 6 SD.

Akibat situasi tersebut, Deni merasa tidak mendapatkan dukungan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan. Hal ini membuatnya hanya mampu menamatkan sekolah sampai jenjang Sekolah Dasar (SD).

"Saya hanya menamatkan pendidikan sampai Sekolah Dasar karena pada masa itu saya mengalami perundungan dan tidak memiliki cukup dukungan untuk melanjutkan sekolah," ucap Deni, dikutip detikBali.

Meskipun demikian, ia kemudian belajar bertahan hidup secara mandiri dan mempelajari keterampilan sebagai MUA secara otodidak, yang menjadi tempatnya mengekspresikan diri dan memperoleh rasa percaya diri.

(wia/idn)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |