Jakarta -
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menjadi pembicara kunci dalam Dialog Budaya bertajuk "Kebudayaan dan Identitas Nasional: Merajut Persatuan dalam Keberagaman". Digelar di Hotel Aston Gorontalo, forum ini merupakan kolaborasi lintas sektor dalam pemajuan kebudayaan daerah, sekaligus ruang menyerap aspirasi pelaku budaya dan seniman Gorontalo.
Dalam sambutannya, Fadli mengapresiasi kekayaan budaya Gorontalo yang berakar kuat, tetapi tetap berkembang mengikuti zaman.
"Budaya di Gorontalo ini sangat kaya, ekspresi budayanya juga luar biasa. Saya menyaksikan tari Folo Palo, tari kreasi baru, dan pertunjukan Lohidu yang mencerminkan kekayaan ekspresi budaya daerah, termasuk yang telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengatakan Kementerian Kebudayaan akan terus berupaya membangun ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan melalui penguatan kolaborasi lintas sektor.
"Kami berharap melalui Kementerian Kebudayaan, kita dapat menstimulasi pemajuan kebudayaan di Gorontalo, baik warisan budaya berwujud maupun tak berwujud, serta seni dan ekspresi budaya kontemporer, seperti film dan musik. Semua unsur budaya perlu kita kelola bersama, termasuk bahasa, tradisi, hingga pop culture, agar dapat menjadi kekuatan ekonomi dan industri budaya," lanjutnya.
Selain dialog dengan pelaku budaya, Fadli juga menyoroti progres pemugaran Benteng Otanaha. Benteng ini menjadi salah satu ikon sejarah Gorontalo yang kini tengah direstorasi oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII.
"Kementerian Kebudayaan melalui BPK Wilayah XVII ikut membantu renovasi bagian benteng yang longsor. Nantinya akan ada teras pandang yang lebih luas, penataan area tangga yang lebih aman, serta pemanfaatan area dalam benteng untuk pementasan budaya tanpa merusak situs," jelasnya.
"Ekosistem di kawasan itu juga harus dihidupkan, misalnya dengan menghadirkan kafe, toko cinderamata, atau koperasi masyarakat sehingga kawasan Benteng Otanaha menjadi hidup dan memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar," tambahnya.
Terkait pendanaan, Fadli menjelaskan Kementerian Kebudayaan telah menyiapkan sejumlah intervensi anggaran stimulus untuk mendukung program pemajuan kebudayaan di Gorontalo. Dukungan ini termasuk pemugaran situs sejarah, penguatan museum, dan taman budaya, serta Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS).
"Untuk kategori program budaya, nilai dukungannya bisa mencapai Rp 2 miliar per kegiatan. Itu sifatnya stimulus, dan tentu kita harapkan sinergi juga dengan pemerintah daerah," paparnya.
"Program seperti GSMS, Belajar Bersama Maestro, hingga Manajemen Talenta Seni dan Budaya terus kita dorong agar generasi muda makin dekat dengan akar kebudayaannya," pungkasnya.
Sebagai informasi, kehadiran Fadli pada dialog budaya ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja di Provinsi Gorontalo. Acara ini juga menghadirkan dua narasumber utama, yakni Romy A. Isa, M.Pd.H., dengan materi "Gambaran Kehidupan Masyarakat dalam Mewujudkan Keberagaman dan Persatuan". Kemudian, Dr. Harto S. Malik, M.Hum., yang membawakan materi "Pertunjukan LohiduGorontalo dalam Masyarakat Multikultural dan Regenerasi Kebudayaan Lokal di Era Media Sosial."
Dialog budaya ini turut dihadiri Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Rusli Wahyu Dewey Nusi; serta para bupati dan wali kota se-Provinsi Gorontalo atau yang mewakili.
Selain itu, dari Kementerian Kebudayaan, hadir Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Sekretaris Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Insan Abdirrohman, dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII Sri Sugiharta.
Turut hadir pula pimpinan Operasi Perangkat Daerah provinsi dan kabupaten/kota, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, budayawan, seniman, serta para kepala sekolah pelaksana Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS).
(ega/ega)
