Di Balik Perjuangan Band Hippotopia Jadi Song Theme Film Solata, 3 Lagunya Sempat Ditolak

2 weeks ago 9

loading...

Band Hippotopia menjadi Song Theme Film Solata, yang mengupas tentang pendidikan di Toraja. Foto/ Instagram

JAKARTA - Band indie Hippotopia menjadi Song Theme Film Solata karya Ichwan Persada yang mengupas tentang pendidikan, khususnya di Toraja. Namun, perjuangannya membuat lagu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tiga personelnya, Silvi (guitarist), Qinant (vocalist) dan Valine (vocalist) yang kuat dengan unsur folk, swing pop dan funk ini pun tertantang membuat lagu "mewah" ala Disney seperti benang merah film tersebut.

Baca Juga

Profil 2 Personel Band Sukatani yang Minta Maaf karena Lirik Lagu Bayar Bayar Bayar

Hippotopia diminta membuat musik yang dirancang memperkuat narasi dan emosi dalam sebuah film dengan menggabungkan aransemen modern dan puisi dengan logat khas toraja hingga menyatu dengan alur cerita, yang menghadirkan semangat dan harapan yang mendalam.

Qinant yang mengunjungi redaksi Sindonews, menceritakan proses kreatif di balik pembuatan lagu Solata, tembang yang diambil sesuai judul filmnya. Dia mengatakan, Hippotopia harus sedikit keluar dari jalur musiknya. Pasalnya, Ichwan Persada sebagai produser dan sutradara meminta dibuatan lagu berkesan mewah dan megah namun dengan lirik yang sederhana.

“Namanya kita musisi gitu ya, gak bisa sebenarnya kita yang break langsung jadi gitu. Itu tuh harus kayak bertapa dulu untuk berpikir, cari inspirasi” tutur Qinant.

Namun, dalam proses pembuatan soundtrack dan song theme film Solata Hippotopia tidak serta merta langsung membuatkan lagu tersebut. Mereka melalui beberapa proses untuk menyesuaikan dengan film Solata, terutama untuk song theme Solata hingga akhirnya terpilih dua lagu untuk soundtrack dan song theme.

"Hippotopia sempat mengajukan tiga lagu untuk dipilih dan disesuaikan dengan permintaannya. Kita mengajukan yang tadi, gimana kalau kita kasih tiga terus akhirnya dua minggu kita jadiin tiga lagu tapi posisinya sudah 30% jadi ada aransemen-aransemennya,” tutur Qinanti.

Namun, lagu-lagu yang disodorkan ditolak lantaran tidak sesuai dengan cerita dalam filmnya. Ini membuat anggota Hippotopia sedih. Bahkan, Qinant mengaku sampai menitikan air mata.

“Itu sampe nangis tuh karena, kita Hippotopia kan biasanya kita bikin lagu yang ceria walaupun kayak lagu patah hati, tapi dikemasnya pun tetap dengan yang ceria sedangkan ini slow gitu pelan, kita pas recording aja sampe yang mau nangis. Mau nangisnya tuh lebih ke susah, susah penghayatannya,” tutur Qinant.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |