Cerita Nenek Suharti Dikabari Anak Bakal Banjir, Pernah Ngungsi di Genteng

1 week ago 14

Jakarta -

Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir termasuk Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Salah satu warga lanjut usia (lansia) di Kebon Pala menceritakan pengalamannya menghadapi banjir yang terus berulang.

Seorang nenek bernama Suharti (60) sudah tidak lagi aktif mencari informasi dari internet terkait informasi banjir. Anak Suharti yang sudah tidak lagi tinggal bersama selalu memberi tahu jika pintu air Kali Katulampa berada dalam status siaga 1 atau 2.

"Dari HP, anak-anak pada ngomong. 'Mak, mak, mak, katanya siaga 2, ini mau di sini apa nggak?'. Ini anak-anak pada punya rumah masing-masing. Kata, mak, nggak usah deh, udah sini aja," ujar Suharti saat ditemui di rumahnya, Kebon Pala, Kampung Melayu, Rabu (29/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang nenek bernama Suharti (60) menceritakan pengalaman menghadapi banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025).Kondisi sekitar rumah nenek Suharti (60) di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025). (Maulani Mulianingsih/detikcom)

Saat informasi pintu air Katulampa siaga 3 Suharti mengaku tidak mempersiapkan apa pun. Menurutnya, saat siaga 3 air banjir masuk ke rumahnya sedikit saja.

Namun, jika informasi dari anaknya siaga 2 atau 1, Suharti bersiap mengevakuasi barang-barang ke lantai 2 rumah. Tidak hanya itu, Suharti juga menyediakan makanan, bersiap banjir jika tidak kunjung surut.

"Biasa aja, kalau siaga 3 emang nggak, siaga 3 emang masuk sedikit doang, nggak dinaikin, kalau siaga 2, siaga 1, masuk di atas," ujar Suharti.

"Satu makanan, nomor 1 makanan, nasi, beras, mie, minyak, naik-naikin ke atas, semua masak di atas. Ibu naikin ke atas, karena bapak udah tua, jadi nggak bisa buka-tutup, buka-tutup, naik ke atas aja. Kan ada balkon kecil-kecilan, bakal masak, bakal mandi di sini, kecilan," tambahnya.

Suharti sudah terbiasa menghadapi banjir, sejak kecil ia tidak pernah mengungsi bila terjadi banjir. Nenek Suharti mengatakan banjir datang bukan karena hujan, melainkan kiriman air dari Bogor lewat Sungai Ciliwung.

"Dari kecil dulu sampai atas, sampai lantai 2, sampai setengah lemari, saya di genteng. Nggak pernah ngungsi di mana-mana, saya di genteng aja. Nggak pernah ngungsi. Dari anak masih kecil-kecil, saya di genteng aja bikin tenda biru," ujar Suharti.

(rfs/rfs)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |