Denpasar -
Tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Denpasar, mulai dari dokter, perawat, hingga staf, terus menangani pasien saat banjir menerjang Bali. Mereka melayani pasien saat listrik padam.
"Ya, mati listrik sejak (Rabu) pukul 05.00 Wita," kata Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wangaya, Anak Agung Dharma Yudha, dilansir detikBali, Kamis (11/9/2025).
Gedung RSUD Wangaya di sisi utara dihantam arus deras banjir hingga tembok di lantai satu gedung jebol. Sejumlah mobil dan motor keluarga pasien hingga kendaraan dinas RSUD Wangaya juga terempas arus air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada keluarga pasien yang mencoba memindahkan mobil dan motornya, tetapi nggak sempat karena sudah terempas banjir," kata Dharma.
Sejumlah obat di gudang farmasi yang terletak di lantai satu sisi utara, gudang server data rekam medis, dan gudang logistik juga rusak. Dia menyebut obat-obatan yang terendam air tak bisa lagi digunakan.
"Obat-obatan itu sudah tidak berguna karena terendam air. Ada juga obat-obatan yang perlu mesin pendingin saat disimpan. Itu pun habis karena mesinnya mati," terang Dharma.
Dia mengatakan para tenaga kesehatan hingga pasien berada di lantai lain. Dia menyebut listrik yang padam membuat sejumlah peralatan medis seperti alat rontgen, mesin inkubator untuk bayi, dan sejumlah peralatan di laboratorium tidak dapat dipakai.
Dia menyebut lima bayi harus dievakuasi ke RSUD Klungkung dan Rumah Sakit (RS) Mangusada hingga ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah. Selain bayi, pasien yang membutuhkan pemeriksaan rontgen juga dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah, RSUD Bali Mandara, dan beberapa rumah sakit lain.
Dharma mengatakan genset tak bisa dipakai karena berada di lantai satu yang terendam banjir. Dia menyebut para tenaga kesehatan tetap memberi layanan saat listrik padam sekitar 8 jam. Selain itu, para dokter dan perawat juga harus menangani 10 pasien korban banjir di Denpasar.
Baca selengkapnya di sini
(idh/haf)