loading...
Untuk mencegah kekerasan remaja, ratusan guru dan siswa di Dompu, NTB menggelar seminar sekaligus lokakarya, Rabu (30/4/2025). Foto: Ist
DOMPU - Demi mencegah kekerasan remaja, ratusan guru dan siswa di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar seminar sekaligus lokakarya, Rabu (30/4/2025).
Kegiatan dengan tema ‘No Drama, No Ribut: Cara Keren Hadapi Konflik’ untuk 600 siswa dan ‘Menciptakan Ruang Aman di Lingkungan Sekolah’ untuk 115 guru dengan metode diskusi interaktif dan studi kasus, latihan kesadaran penuh dan relaksasi, simulasi penyelesaian konflik, serta pembuatan rencana tindak lanjut.
Tim Community Development PT Sumbawa Timur Mining (STM) Vovia Witni mengatakan, perhatian orang tua dan pengajar sangat dibutuhkan untuk mengawal pertumbuhan siswa.
“Kami melihat ada kebutuhan pengembangan karakter generasi muda terutama anak-anak, bagaimana mengenali emosi mereka pribadi agar tidak menjadi pelaku perundungan di sekolah ataupun di tengah kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Pihaknya senantiasa mengidentifikasi kebutuhan pendidikan di Kabupaten Dompu selaras dengan rencana kegiatan pendidikan yang disusun pemerintah.
Guru SMPN 1 Hu’u Ummul Khairat menuturkan lokakarya yang difasilitasi STM telah membantunya untuk lebih memahami murid.
“Ini kebutuhan dasar kami sebagai guru dalam memahami psikologi siswa. Pemahaman kami akan psikologi masih jauh, terlebih sebagai manusia bisa emosional akibat lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Dompu Rifaid menyadari kekerasan yang terjadi di sekolah dapat dipengaruhi masalah di luar sekolah. Karenanya, dia berharap hal ini menjadi model pengajaran dalam mewujudkan sekolah bebas kekerasan dan dapat diterapkan di sekolah lainnya di Kabupaten Dompu.
“Kehadiran PT Sumbawa Timur Mining sudah banyak membantu kami dalam rangka menyiapkan guru di Kecamatan Hu’u dan sekitarnya untuk menciptakan praktik terbaik yang akan diterapkan kepada guru-guru lainnya di Kabupaten Dompu,” ujar Rifaid.
(jon)