Jakarta -
Sejumlah rumah di kawasan perumahan KFT, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, masih tergenang banjir. Sebagian warga masih mengungsi di masjid Masjid An Nur, Kelurahan Cengkareng Barat.
Pantauan detik.com Jumat (31/1/2025) di lokasi pengungsian, terlihat sebagian pengungsi tengah beristirahat. Para pengungsi beristirahat beralaskan karpet masjid pengungsi merebahkan tubuhnya.
Di pengungsian juga terlihat tumpukan baju-baju yang bisa digunakan pengungsi. Selain itu terlihat bantal-bantal dan selimut yang telah digunakan pengungsi di karpet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Karang Taruna RW 11 mendata saat ini terdapat 57 Kartu Keluarga dengan 134 jiwa yang mengungsi. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan 2 hari lalu.
Begini Kondisi Pengungsian Warga Terdampak Banjir di Cengkareng (Foto: Maulani Mulianingsih/detikcom)
"Kalau untuk pengungsi ya, dari hari pertama kita ada di 200an jiwa, untuk hari kedua juga kita udah di 200 pas mungkin," ujar Febian saat ditemui di lokasi pengungsian, Masjid An Nur, Cengkareng Barat, Jumat (31/1/2025).
Febian mengatakan beruntung para pengungsi sudah banyak mendapat bantuan dari swadaya masyarakat. Saat ini para pengungsi lebih banyak membutuhkan bantuan berupa perlengkapan balita, bayi serta obat-obatan.
"Dari pemerintah juga bisa dapat sih, tapi lebih ke swadaya masyarakatnya yang jauh lebih tinggi di sini, beruntungnya gitu," ujar Febian.
"Kalau untuk yang dibutuhin di sini sih, untuk yang dibutuhin tersendiri ya di sini ya, prioritasnya yaitu balita, lansia, kayak peralatan bayi, obat-obatan, logistik," tambahnya.
Sebagian warga sudah kembali pulang ke rumahnya. Warga yang rumahnya sudah tidak tergenang air banjir sudah mulai membersihkan rumahnya.
Beberapa warga mengungkapkan bahwa kali ini adalah banjir terparah yang pernah dirasakannya. Salah satu warga, Saeful mengatakan saat Rabu (29/1) malam air masuk begitu cepat sehingga tidak sempat menyelamatkan barang barang.
"Air masuk cepat hitungan menit, boro-boro nyelamatin barang, nyelamatin diri saja susah," ujar Saeful.
Hal yang sama dikatakan Yani (44), ia mengatakan bahwa ini adalah banjir terparah yang pernah ia rasakan. Ia mengatakan bahwa barang-barang yang sudah berusaha diselamatkan nyatanya masih tergenang banjir juga.
Ia bercerita biasanya kulkas yang dinaikkan ke atas kasur tidak tergenang air banjir. Kini kulkas yang sudah dinaikan ke atas kasur tidak terselamatkan karena air banjir begitu tinggi di luar perkiraannya.
"Barang-barang udah ga ke tolong. Nah ini di dalam segini (menunjukkan air tinggi di atas kasurnya) makanya mau nggak mau kasur, kulkas, terbalik semua," ujar Yani.
(yld/yld)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu