Jakarta -
Polda Metro Jaya menjelaskan pemilik gedung di Kwitang, Jakarta Pusat, yang terbakar dalam kerusuhan Agustus 2025 meminta polisi membuka police line untuk keperluan inspeksi gedung. Hal ini menjadi awal mula terungkapnya penemuan dua kerangka manusia di gedung tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menjelaskan bahwa pascakerusuhan tersebut, penyidik Polres Metro Jakarta Pusat menetapkan status quo dengan memasang police line di gedung tersebut. Pemasangan police line dilakukan untuk mencari tahu sumber api penyebab gedung terbakar.
"Jadi pascakerusuhan, karena gedung ini termasuk menjadi sasaran yang dibakar, sehingga setelah terjadi kerusuhan, di-police line untuk menjadi status quo, cari asal titik api," jelas Kombes Budi Hermanto di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
Police line tersebut terpasang hingga tim Labfor selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada 19 September. Penyidik baru melepas police line tersebut setelah ada permintaan dari pemilik gedung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai tanggal 19 (September), pihak pemilik gedung mengajukan untuk dilakukan inspeksi mencari titik api, dan tanggal 20 September itu ada permohonan untuk dibuka police line," katanya.
Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat saat itu memberikan izin untuk pemilik gedung membuka police line, mengingat kebutuhan penyelidikan pencarian penyebab kebakaran sudah didapatkan.
"Pihak penyidik Polres Jakarta Pusat memberikan izin untuk melepas police line, karena mengingat kebutuhan proses penyidikan di dalam menemukan titik api penyebab kebakaran sudah ditemukan," ungkapnya.
"Selanjutnya pihak pemilik gedung mencoba melakukan perbaikan terhadap gedung, mungkin melalui lelang tim inspeksi survei kelayakan apakah gedung bisa direnovasi dengan kondisi saat ini atau dirobohkan," ungkapnya.
Sebagai informasi, dua kerangka manusia ditemukan pada 30 Oktober 2025 atau sekitar dua bulan pascakerusuhan di Jakarta. Tim Forensik kemudian mengidentifikasi penemuan dua kerangka manusia tersebut.
Hasil pemeriksaan forensik, dua kerangka manusia itu identik dengan Farhan dan Reno, yang sempat dilaporkan hilang dalam peristiwa kerusuhan di Kwitang, Jakarta Pusat, pada akhir Agustus 2025.
2 Kerangka Identik dengan Farhan dan Reno
Diketahui, sebelumnya ada 44 nama yang dilaporkan hilang oleh KontraS. Namun, setelah dicari tahu, ternyata 40 orang di antaranya diamankan polisi karena diduga terlibat kerusuhan pada Agustus lalu. Setelah keberadaan 40 orang itu sudah jelas, polisi memfokuskan pencarian pada empat orang sisanya bernama Eko, Bima, Farhan, dan Reno.
Singkat cerita, keberadaan Eko dan Bima sudah ditemukan, tinggal Farhan dan Reno yang belum. Sehingga, kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Putu Cholis Aryana, tim mulai fokus mencari Farhan dan Reno, saat diperiksa hasil pemeriksaan forensik menujukan bahwa kedua kerangka manusia itu milik Farhan dan Reno.
"Nomor postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputeradewo, anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin," kata Karo Labdokkes Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti, dalam konferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025).
"Nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid, anak biologis dari Bapak Hamidi," sambungnya.
(mea/mea)

















































