Akademisi Dunia Kumpul di IPDN, Bahas Gagasan Sukarno soal Gerakan Non-Blok

11 hours ago 3

Jatinangor -

Sebanyak 32 akademisi dari sejumlah negara menghadiri acara konferensi internasional 'Bandung At 70: Assessment and Perspective To Build The World A New' di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jawa Barat. Acara itu digelar dalam rangka memperingati 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menyebut para peserta forum hadir dengan sukarela. Forum juga dilakukan untuk membahas perubahan global yang berlangsung cepat.

"Ini bukan semata konferensi biasa, tapi ini adalah community-based conference. Jadi ada chemistry, ada solidaritas yang terbangun di sini," kata Bima di IPDN, Jawa Barat, Selasa (28/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bima menyebut IPDN merasa terhormat bisa menyambut para akademisi tersebut. Dengan adanya forum ini, jejaring internasional para peserta yang hadir juga terbentuk.

"Mereka datang volunteer, sukarela, atas dasar spirit Bandung, dan relevan dengan semangat kekinian, dan juga tetap di tangan dalam konteks akademik," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, pengamat pertahanan yang juga jadi peserta dalam forum tersebut, Connie Rahakundini, menyebutkan forum ini salah satunya mencoba merumuskan mimpi presiden pertama Indonesia, Sukarno. Yaitu untuk membuat dunia ke arah yang lebih baik.

"Paling inti adalah ketika di yang paling penting tentang speech Bung Karno saat bicara tentang non-alignment, beliau itu belum merumuskan mimpi, mimpinya itu belum selesai dirumuskan," ucap Connie.

"Nah kami ini salah satunya dalam pertemuan ini adalah merumuskan mimpi beliau itu apa dengan non-alignment movement (gerakan non-blok, red), mengubah dunia ke arah yang lebih baik seperti apa," tambahnya.

Connie menyebut ada akademisi dari 32 negara yang hadir. Dia mengucap terima kasih ke IPDN yang bersedia menjadi tempat penyelenggaraan acara ini.

"Patut diketahui dan disampaikan bahwa kami itu komunitas, jadi datang dari 32 negara," sebutnya.

Sementara itu, politikus PDIP Aryo Seno menyebut acara ini juga membahas gagasan yang telah dikemukakan Bung Karno. Salah satu poin yang disoroti adalah bagaimana setiap negara yang hadir bisa menyuarakan prinsip yang telah dikemukakan juga oleh Bung Karno.

"Bagaimana negara-negara yang hari ini berkumpul itu bisa punya suara lebih didengarkan di panggung dunia untuk menyuarakan soal prinsip-prinsip yang sudah dikemukakan 70 tahun lalu oleh Bung Karno," sebut dia.

Seno mengutarakan dalam diskusi menyoroti struktur ekonomi maupun sosial di dunia yang tak banyak perubahan sejak lama. Dunia masih menghadapi tantangan seperti imperialisme gaya baru.

"Ada ASEAN, ada BRICS sebagai lembaga-lembaga politik aktif, lembaga ekonomi antarbangsa yang itu kita dorong terus perannya," tuturnya.

Simak juga Video 'Calon Praja IPDN Meninggal Dunia, Ini Kata Istana':

(ial/lir)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |