Jakarta -
Wakil Ketua Baleg DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung bicara mengenai sistem pemilu yang cocok untuk Indonesia. Apakah sistem pemilu campuran atau proporsional terbuka?
"Kalau saya, ini (pendapat) pribadi, kajian pribadi, mungkin saat ini kita coba sistem campuran itu," kata Doli saat wawancara di Jejak Pradana yang tayang di detikcom, Jumat (7/11/2025).
Alasannya, menurut Doli sistem campuran ini tidak menghilangkan sisi keterbukaan. Dia menilai sistem pemilu campuran ini bisa dicoba di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa, pertama tadi, kita tidak menghilangkan bagaimana keterlibatan orang per orang dalam pemilu, kita tetap memberikan tawaran ke masyarakat ini ada tokoh-tokoh yang boleh diuji, boleh dicek, boleh di exercise sebagai wakil mereka atas nama orang, walaupun tetap pencalonannya melalui parpol," ungkapnya.
Sekali lagi, Doli menegaskan ini hanya pendapat pribadinya. Dia mengatakan saat ini masih ada perdebatan mengenai sistem pemilu campuran.
"Tetapi juga selama ini ada persoalan dalam sistem terbuka, katakanlah misalnya ada komplain yang sebagian teman-teman selama ini ngurusin partai, atau istilahnya petugas partai, ya memang dia ngurusin partai aja, dan jarang berinteraksi dengan rakyat, tapi dia bekerja di balik layar yang kita perlukan juga memang harus ada orang-orang melakukan penguatan partai," katanya.
"Kalau misalnya sistem campuran nah orang-orang seperti itu bisa kita tempatkan juga di dalam sebagian dari sistem campuran itu, karena sistem campuran itu gabungan dari proporsional dan distrik," imbuhnya.
Lebih lanjut, Doli mengaku juga tidak bisa memastikan apakah sistem ini akan terwujud. Dia menegaskan pendapat pribadinya ini muncul setelah melihat beberapa negara yang melakukan sistem pemilu campuran.
"Wah saya nggak berani, karena itu tergantung konsensus parpol, mungkin kita perlu coba mengkaji lebih dalam. Dan ternyata di beberapa negara cukup berhasil, yang paling dekat misalnya Korea, Taiwan, mereka sudah menggunakan sistem ini (campuran), dan saya kira pertumbuhan demokrasinya cukup baik negara-negara itu," katanya.
Jejak Pradana adalah potret dedikasi setahun pertama untuk negeri. Talk show inspiratif ini akan menghadirkan pemangku kepentingan dari pemerintah maupun swasta yang berdedikasi memajukan negeri dalam setahun terakhir. Saksikan konten lengkapnya di detik.com/jejak-pradana
(zap/imk)


















































