5 Curhat Warga Korban Banjir Jakarta

1 week ago 10
Jakarta -

Hujan seolah tak berhenti mengguyur Jakarta pada seharian kemarin. Kontan saja, sebagian kota ini kebanjiran (lagi). Warga mencurahkan isi hati (curhat) mengenai kesulitan klasik yang tak kunjung teratasi ini.

Banjir muncul di mana-mana. Ada di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan sekitarnya. Berikut adalah sebagian sejumlah curhatan warga yang dihimpun detikcom pada Rabu (29/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Keluhkan sampah gorong-gorong

Saluran air alias gorong-gorong atau got atawa drainase seharusnya bebas dari sampah. Bila sampah menyumbat saluran ini, air akan meluap ke jalanan dan bisa juga masuk rumah, mungkin juga sampai menyentuh atap bila banjir tinggi. Masalah sampah yang menjadi biang kerok ini menjadi curhatan warga di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat yang kebanjiran.

Seorang warga Nurman (39) mengatakan wilayahnya menjadi langganan banjir. Nurman mengatakan, beberapa jam hujan tak berhenti, air akan langsung naik. Meskipun sudah sering kebanjiran, dia tetap menuding sampah sebagai biang keladi di permukiman yang relatif rendah ketinggian permukaannya.

"Cuma kendalanya karena sampah doang ini, sama gorong-gorong ini mampet," ujar Nurman.

Warga Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, kebanjiran, 29 Januari 2025. (Mulia Budi/detikcom)Nurman, warga Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, kebanjiran, 29 Januari 2025. (Mulia Budi/detikcom)

Ketua RT 04, Marjuki, juga menyebut hal serupa. Di gorong-gorong, ada pula galian kabel. Sampah-sampah menumpuk di galian kabel dalam got. Ada pula bambu yang menghambat liran air. Dia berharap petugas rutin memeriksa gorong-gorong di sana. Sebab, jika wilayah itu banjir dipastikan karena salurannya tersumbat.

Halaman selanjutnya, korban banjir curhat pengin kali dibangunkan turap dan soal pernah ngungsi di genteng:

Pernah Ngungsi di Genteng dan Pengin Turap

Banjir Kampung Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta TImur, 29 Januari 2025 pukul 10.45 WIB. (Maulani Mulianingsih/detikcom) Foto: Banjir Kampung Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta TImur, 29 Januari 2025 pukul 10.45 WIB. (Maulani Mulianingsih/detikcom)

2. Curhat pernah ngungsi di genteng

Ada curhat warga dari permukiman Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Nenek bernama Suharti (60) mengatakan sudah terbiasa merasakan banjir berulang kali. Sampai-sampai, dia tidak mau beranjak ke rumah anak-anaknya saat banjir datang.

"Dari kecil dulu sampai atas, sampai lantai 2, sampai setengah lemari, saya di genteng. Nggak pernah ngungsi di mana-mana, saya di genting aja. Nggak pernah ngungsi. Dari anak masih kecil-kecil, saya di genting aja bikin tenda biru," ujar Suharti.

Seorang nenek bernama Suharti (60) menceritakan pengalaman menghadapi banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025).Seorang nenek bernama Suharti (60) menceritakan pengalaman menghadapi banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025). Foto: (Maulani Mulianingsih/detikcom)

3. Curhat pengin turap

Masih dari curhatan Suharti (60) di permukiman Kebon Pala pinggir Kali Ciliwung, dia berharap pemerintah membangun turap agar air dari kali tidak meluber ke permukimannya. Soalnya, kampung sebelah yakni Kampung Pulo sudah tidak kebanjiran lagi setelah diturap.

"Ini kalau di situ (bantaran kali) udah, ini (rumah) udah aman, udah nggak kena, udah nggak banjir lagi. Kalau udah dibenteng, jadi tinggiin temboknya. Soalnya sebelah udah dibenteng (tapi) di sini belom, kan iri dong. Sebelah udah dibenteng, ini dikit-dikit banjir, dikit-dikit banjir," ujar Suharti.

Seorang nenek bernama Suharti (60) menceritakan pengalaman menghadapi banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025).Banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025). Foto: (Maulani Mulianingsih/detikcom)

Plt Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah mengungkapkan penyebab kawasan Kebon Pala kerap menjadi langganan banjir. Ia mengatakan kondisi Sungai Ciliwung yang belum dilakukan penurapan membuat permukiman warga kebanjiran.

"Ya, tadi saya turun ke lokasi daerah banjir ini samping persis dengan kali ya, yang memang belum dilakukan penurapan, sehingga air ketika tinggi akan limpas ke daerah wilayah setempat yang memang di situ rendah dan termasuk langsung di bibir kali, kan," ujar Iin di lokasi ini.

Halaman selanjutnya, rezeki dari banjir:

Rezeki dari banjir

Situasi ruas jalan di Kelapa Gading terendam banjir hingga Rabu (29/1/2025) siang. Tampak warga mengevakuasi motor dengan perahu yang dimodifikasi. Mobil damkar pun dikerahkan mengevakuasi warga. Foto: Taufiq/detikcom Situasi ruas jalan di Kelapa Gading terendam banjir hingga Rabu (29/1/2025) siang. Tampak warga mengevakuasi motor dengan perahu yang dimodifikasi. Mobil damkar pun dikerahkan mengevakuasi warga. Foto: Taufiq/detikcom

4. Curhat dapat tambahan rezeki yang lumayan

Isi curhat orang-orang di tengah banjir tak melulu soal komplain, saran, atau keluhan. Ada pula curhat yang berisi kondisi yang lumayan lebih baik ketimbang hari biasa. Misalnya, ada orang-orang yang mendapat pendapatan sedikit lebih ketika banjir melanda.

Di Kelapa Gading, banjir merendam jalanan dari malam hingga nyaris malam lagi. Ada seorang warga bernama Awan (32) yang biasanya menjadi tukang parkir tapi ketika banjir datang, dia merakit getek dari ban dan tripleks. Getek ini dijadikan alat untuk mencari rezeki, yakni getek sebagai sarana menyeberang para pemotor agar pengguna jasanya tidak berbasah kuyup atau mogok di tengah banjir.

"Saya setiap banjir, kalau nggak kayak gini, markir di situ. Lumayan, sampingan," kata Awan di Jl Boulevard, Kelapa Gading.

 Taufiq/detikcom.Warga mengatakan kondisi banjir di Jl Boulevard Kelapa Gading bahkan menutupi jarak jalan dengan kali kecil yang bermuara ke Sungai Sunter. Foto: Taufiq/detikcom. Foto: Warga mengatakan kondisi banjir di Jl Boulevard Kelapa Gading bahkan menutupi jarak jalan dengan kali kecil yang bermuara ke Sungai Sunter. Foto: Taufiq/detikcom.


5. Rezeki dari motor mogok

Banjir di Kelapa Gading membuat banyak sepeda motor yang nekat melawan genangan menjadi mogok. Ada Ade, pria 56 tahun, pemilik bengkel dan tambl ban yang berada di lokasi, Jl Boulevard. Banyak motor mogok yang dia bantu dan dia mendapat rezeki tambahan.

"Banyak semalam yang mogok karena businya basah sampai rantainya copot. Saya bantu aja, dikasih seikhlasnya," kata Ade.

(dnu/dnu)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |