loading...
JAKARTA - Krisis Lingkungan Hidup dan Fenomena Bencana Ekologis (ecological crisis and disaster) telah memicu kerusakan di berbagai bidang dan telah nyata merugikan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Fakta ketegangan politik antar blok-blok peradaban serta fenomena persaingan persenjataan antar kekuatan global (political tensions and arms race) telah memasuki babak baru yang berpotensi kuat memicu terjadinya perang dan konflik berkepanjangan.
Perlambatan ekonomi global yang berpotensi menjadi priode krisis ekonomi terburuk (slowing growth and economic crisis) yang harus diantisipasi bersama.
Baca juga: Kesadaran Kolektif Ekoteologis: Perspektif Islam dalam Merespons Krisis Lingkungan di Indonesia
Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sebagai Asosiasi Ormas Islam Indonesia terpanggil untuk menyerukan kepada seluruh stakeholders bangsa untuk lebih mewaspadai kondisi ancaman, tantangan dan gangguan serta hambatan global yang berpotensi merugikan Indonesia, serta mendesak untuk segera mengambil langkah langkah nyata untuk melakukan antisipasi dan mitigasi secara lebih presisi.
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj mengatakan, seluruh pemangku kepentingan di Indonesia, khususnya penyelenggara negara, harus lebih waspada dan lebih sigap lagi dalam mengantisipasi dan melakukan mitigasi terhadap ancaman dan tantangan krisis ekologi dunia dan turbulensi global yang berpeluang menekan Indonesia pada situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan.
“Seluruh warga bangsa hendaknya lebih solid dalam memperkuat solidaritas sosial dan meneguhkan kembali komitmen kebangsaan agar tidak mudah dipecah belah oleh siapa pun di saat krisis melanda,” ujar Said Aqil.
Spirit gotong royong, kepedulian sosial, produktivitas dan inovasi di berbagai bidang harus dipercepat agar daya tahan dan daya dukung sosial, ekonomi dan ekologi dapat di perkuat.
Mantan Ketua Umum PBNU itu menjelaskan kini saatnya kita percepat konsolidasi ekologi dengan melakukan pemulihan ekosistem, mewujudkan keadilan ekologis, dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan arif seta bijaksana dengan mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara holistik sebelum semuanya terlambat.
Konsolidasi sosial dengan melakukan penguatan ikatan dan nilai-nilai bersama dalam struktur sosial untuk menciptakan satu kesatuan warga negara Indonesia yang lebih solid harus terus menerus di lakukan. Konsolidasi ekonomi nasional dengan memperkuat stabilitas, efisiensi, dan daya saing ekonomi Indonesia perlu dipercepat di samping mendesaknya berbagai upaya penguatan produktivitas sektor riil dan progresivitas ekonomi kerakyatan yang harus menjadi prioritas utama, agar benar benar mampu menjadi sokoguru ekonomi nasional dan dapat mengurangi ketergantungan global.

















































