Jakarta -
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Mardani Ali Sera, menanggapi wacana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merelokasi warga Gaza, salah satunya ke Indonesia. Mardani menyebut pemindahan ke suatu negara adalah hak warga Gaza bukan urusan Trump.
"Yang pertama tentu bukan urusan Trump, memindahkan orang Gaza, enak aja. Itu terserah penduduk Gaza-nya. Kalau Gaza-nya memang kan katanya niatnya ingin merekonstruksi Gaza. Tapi, nggak bisa penduduk Gaza itu bukan lemari yang gampang dipindahin," kata Mardani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
Mardani menyebut yang berhak menentukan nasib warga Gaza adalah mereka sendiri. Kendati demikian, Mardani menyambut baik Indonesia yang disebut sebagai negara yang sering membantu rakyat Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu hak menentukan nasib mereka sendiri. Trump harus diajari itu tuh, bab itu tuh, nggak boleh sembarangan. Tapi yang kedua, juga ada bahagia menyebut nama Indonesia," kata Mardani.
"Di alam bawah sadarnya Donald Trump pandangan saya salah satu negara yang paling dekat, paling sering membantu dan paling banyak dukung Palestina, Indonesia," katanya.
Namun, Mardani menyayangkan wacana yang dilontarkan oleh Trump. Politikus PKS itu menyebut Trump harus belajar tata krama internasional.
"Makannya kupikir brand itunya bagus, tapi hak menentukan mau dipindah nggak itu bukan urusan Trump. Trump harus belajar tata krama internasional ha-ha-ha. Belajar ke Indonesia boleh ha-ha-ha," tambahnya.
Trump diketahui berencana merelokasi sejumlah orang dari 2 juta warga Palestina di Gaza ke Indonesia untuk sementara waktu. Rencana itu disebut saat ini masih didiskusikan oleh sejumlah pihak.
Hal itu disampaikan oleh salah satu tim transisi Trump dalam wawancara dengan NBC News. Awalnya, pejabat tim transisi itu mengungkapkan utusan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff berencana untuk berkunjung ke jalur Gaza sebagai bagian dari upayanya menjaga kesepakatan gencatan senjata antara Israel-Hamas.
Witkoff juga dilaporkan berencana selalu hadir di wilayah tersebut selama beberapa minggu dan bulan mendatang untuk memecahkan masalah yang terjadi di lapangan. Sebab, pihak Trump yakin ada sejumlah pihak berencana membatalkan perjanjian dan menghentikan pembebasan sandera.
"Anda harus berada tepat di atasnya, siap untuk memadamkan masalah jika hal itu terjadi," kata pejabat tersebut dilansir NBC News, Senin (20/1).
NBC mengatakan selain mengelola fase kesepakatan saat ini dan menegosiasikan fase berikutnya, Trump dan timnya juga berupaya mencari solusi jangka panjang.
"Jika kita tidak membantu warga Gaza, jika kita tidak membuat kehidupan mereka lebih baik, jika kita tidak memberi mereka harapan, maka akan terjadi pemberontakan," kata pejabat transisi tersebut.
Salah satu hal yang disusun pihak Trump yakni merelokasi warga Gaza. Laporan NBC mengatakan pejabat tim transisi itu mengatakan pihaknya sedang berdiskusi untuk merelokasi 2 juta warga Palestina untuk sementara waktu ke sejumlah negara salah satunya Indonesia.
"Pertanyaan mengenai bagaimana membangun kembali Gaza masih menjadi pertanyaan, serta di mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi untuk sementara waktu. Indonesia, misalnya, merupakan salah satu negara yang sedang didiskusikan untuk mengetahui lokasi tujuan dari negara-negara tersebut," kata pejabat transisi tersebut dalam laporan NBC News.
(dwr/rfs)