Kabupaten Bogor -
Wanita berinisial S (40) yang mengalami gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) terpaksa dikurung atau 'dipasung' dalam bangunan berbentuk kandang di Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wanita S dipasung karena kerap pergi dari rumah dan keluarga memiliki keterbatasan biaya pengobatan.
"Betul (dipasung), setahu saya memang yang bersangkutan itu gangguan jiwa, sudah lama ya (alami gangguan jiwa), cuma dulu nggak separah sekarang," kata Kasie Kesejahteraan (Kesra) Desa Tapos Kecamatan Tenjo Deni kepada wartawan, Senin (20/10/2025).
Deni menyebut, S dipasung atas inisiatif pihak keluarga karena kerap pergi dari rumah tanpa diketahui. Pihak keluarga khawatir S membahayakan orang lainaa karena kadang marah tanpa sebab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sekarang dia dikurung itu karena suka pergi-pergian ke mana saja, suka ambilin jemuran orang. Kalau nggak dikurung repot juga keluarganya. Jadi soal dipasung itu memang atas permintaan keluarga, itu inisiatif keluarga," kata Deni.
"Sudah dibawa berobat ke mana aja, ke Marzuki Mahdi juga pernah dibawa ke sana, ada dua minggu dia di sana. Nah selama di rumah juga dikasih obat dari tim kecamatan," imbuhnya.
Wanita mengalami gangguan kejiwaan di Tenjo, Kabupaten Bogor terpaksa dipasung pihak keluarga karenna keterbatasan biaya berobat. (dok Istimewa)
Wanita S kini dipasung dalam sebuah bangunan terbuat dari bambu menyerupai kandang di belakang rumahnya. Dalam bangunan tanpa dinding, S dipisahkan dari keluarganya sejak enam bulan lalu.
Wanita S memiliki dua orang anak yang kini berstatus pelajar SMA dan SMP. Sementara suaminya hanya pria pekerja serabutan, yang mendapat uang jika diminta menebang kayu oleh warga.
"Kalau dikandangin (dipasung) gini paling baru enam bulanan, jadi masalahnya kalau nggak dikurung begini kabur-kaburan terus. Sudah enam bulanan dikurung. Awalnya sih nggak galak, tapi sekarang kaya yang tertekan lagi jadi bisa galak sewaktu-waktu," kata Ketua RT setempat bernama Sanjaya kepada wartawan.
Sanjaya menyebut, S sempat dibawa ke rumah sakit dibantu relawan Tenaga Kesehatan dan Kesejahteraan Kecamatan (TKSK) Tenjo. Sayangnya, pihak keluarga tidak melanjutkan proses pengobatan karena keterbatasan biaya.
"Sudah dibawa sama tim TKSK ke rumah sakit jiwa, cuma nggak ngaruh. Kan dari tim TKSK sempet tanya ke keluarganya mau ditindak lanjut nggak? Jawabnya nggak mau," kata Sanjaya.
"BPJS punya, jadi kalau kekuarganya kan masalahnya itu masalah biaya, kalau anterin sama nungguin ke RS kan butuh biaya, jadi karena terkendala sama biayanya, jadi keluarga ngga mau (S dibawa ke RS)," sambungnya.
(sol/jbr)