Jakarta -
Ketua Tim Formatur Sekolah rakyat, Prof M. Nuh menyampaikan pemetaan calon siswa berbasis kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) akan digunakan sebagai salah instrumen dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Ia mengatakan pemakaian instrumen tersebut karena tesis sederhana.
"Alhamdulillah kita bertemu tokoh yang memberikan pandangan tentang ada satu sistem yang kalau diterapkan, cost, energy, waktu efficiency-nya bagus, yaitu talenta mapping berbasis artificial intelligence," kata Nuh dalam keterangan tertulis, Selasa (1/7/2025).
Menurutnya, setiap ciptaan Tuhan tak ada yang percuma dan pasti ada keunggulannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masa lalu jarang atau susah sekali untuk mengetahui keunggulan spesifik tiap anak," jelasnya.
Nuh pun memberikan contoh analogi di dunia kedokteran. Ia mengatakan setiap orang yang sakit kepala pasti akan diberi obat generik. Padahal, setiap orang memiliki kondisi berbeda-beda.
"Di dunia pendidikan juga sama. 30 anak di dalam kelas, pelajarannya sama persis. Padahal tiap anak punya karakteristik sendiri," katanya.
Ia menuturkan untuk mengetahui karakteristik anak dibutuhkan waktu dan biaya yang besar. Namun saat ini, Pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar sudah menyiapkan alat untuk memetakan karakteristik dan potensi anak di Sekolah Rakyat.
"Dalam Waktu singkat, cost efficiency-nya bagus, dampaknya luar biasa," katanya.
Ia memastikan setiap siswa Sekolah Rakyat akan dipetakan potensi dan talentanya sehingga proses pengarahan akan lebih tepat.
"Saya akan beri ilustrasi, sapi kaya apapun, meskipun dia angkat beban 1.000 kilo bisa, disuruh terbang dia minta ampun. Burung pipit dikasih beban minta ampun, disuruh terbang dia berangkat," jelasnya.
Nuh mengatakan ingin menemukan secara spesifik talenta anak di Sekolah Rakyat tak hanya pada 4 kuadran. Menurutnya, setiap kuadran bisa mengetahui talenta seseorang secara lebih spesifik.
"Dari situ kita berharap anak-anak Sekolah Rakyat karena dia sudah lama berada di kubangan itu, dia ingin segera lompat dari kubangan," ungkapnya.
Nuh pun mengapresiasi langkah Ary yang telah mempersilakan Sekolah Rakyat untuk menggunakan sistem yang telah dibuat. Menurutnya, Ary ingin membuktikan anak-anak tersebut memiliki potensi yang luar biasa.
"Ini sistem pertama kali yang Pak Ary ulurkan, dimana-mana belum ada, silakan pakai di Sekolah Rakyat," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf memastikan pembelajaran Sekolah Rakyat di 100 titik pertama akan dimulai pada 14 Juli 2025. Untuk mendukung pembelajaran, ia mengatakan Sekolah Rakyat akan dilengkapi berbagai instrumen yang diperlukan termasuk pemetaan calon siswa.
"Hari ini Pak Nuh mengajak sahabatnya pak Ary Ginanjar bertemu dengan kita untuk juga mendiskusikan tentang beberapa hal," ucap Saifullah.
Ia mengatakan saat ini Sekolah Rakyat masuk tahap finalisasi rekrutmen guru, tenaga kependidikan, hingga kurikulum. Kurikulum yang hampir final tersebut saat ini tengah dirancang Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Tapi, kurikulum itu perlu dilengkapi dengan modul, instrumen-instrumen lain agar nanti proses pembelajarannya benar-benar tepat sasaran," paparnya.
Gus Ipul menuturkan siswa yang direkrut tidak akan ditolak dan tidak perlu melewati tes akademik. Para siswa hanya dipastikan lolos administrasi dan akan dicek kesehatannya.
"Misalnya ada yang miliki penyakit menular akan disembuhkan lewat pendekatan medis dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan," ucapnya.
Ia mengatakan Kemensos menggunakan aplikasi Manajemen Talenta untuk memetakan siswa Sekolah Rakyat. Adapun Manajemen Talenta memetakan siswa berdasarkan potensi dan gaya belajar, karir dan jurusan, interaksi sosial, ekstrakurikuler, dukungan emosional, dan roadmap pembangunan.
"Hari ini kita diskusi, dan alhamdulillah banyak sekali dari berbagai kalangan memberikan masukan," urainya.
Sementara itu Ary memuji ide Presiden Prabowo Subianto soal tak ada tes akademik untuk siswa yang masuk ke Sekolah Rakyat. Ia menyebut ide ini sebagai kejutan untuk Indonesia dan dunia.
"Selama ini kita hanya mengukur Intelligence Quotient (IQ)-nya berapa, sekolahnya bagaimana," katanya.
Menurutnya, pemetaan potensi berbasis AI dapat mengetahui minat dan bakat anak sesuai bidangnya. Ia pun mencontohkan sosok Rudi yang memiliki keahlian di bidang berbeda, seperti Rudy Hadisuwarno, Rudy Choirudin, hingga Rudi Hartono.
"Tidak semua Rudi sama. Sehingga, nanti anak-anak dari sekolah ini mereka akan teridentifikasi dari awal, termasuk gurunya teridentifikasi," katanya.
Ia menambahkan lewat pemetaan ini, ada peningkatan potensi sebesar 744 persen sesuai penelitian dari Nebraska University.
"Kita berharap justru dari Sekolah Rakyat, lahir Indonesia yang memiliki generasi emas 2045," pungkasnya.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini