Sejarah Hari Santri: Dari Resolusi Jihad hingga Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Bersejarah

6 hours ago 3

loading...

Haris Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober, dan sejarahnya tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Foto ilustrasi/ist

Bagaimana sebenarnya asal usul dan sejarah ditetapkannya Hari Santri Nasional ? Seperti diketahui, setiap tanggal 22 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebuah momen penting untuk mengenang jasa para santri dan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Tahun 2025 ini, Hari Santri mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” yang mencerminkan semangat kaum santri dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di tengah tantangan global. Peringatan ini tidak sekadar seremonial, melainkan bentuk penghormatan terhadap kontribusi santri dalam sejarah perjuangan bangsa serta peran mereka dalam membangun karakter dan moral masyarakat Indonesia.


Sejarah Hari Santri di Indonesia

Penetapan Hari Santri bermula pada tahun 2014, saat ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam di Malang mengusulkan agar ada hari khusus untuk mengenang perjuangan kaum santri. Saat itu, Joko Widodo yang masih menjadi calon presiden menyatakan dukungannya terhadap usulan tersebut.

Setahun berselang, pada 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan tanggal ini merujuk pada peristiwa bersejarah Resolusi Jihad 1945 yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Hari Santri 2025: Santri Jadi Penjaga Iman dan Keindonesiaan

Resolusi Jihad tersebut dikeluarkan untuk menyerukan kewajiban seluruh umat Islam membela tanah air dari ancaman penjajah setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Seruan itu menjadi semangat yang membakar perlawanan rakyat dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Penetapan Hari Santri memiliki tiga dasar utama:

Mengakui peran ulama dan santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta mengisi kehidupan berbangsa. Meneladani perjuangan para santri dan kiai sebagai penggerak nasionalisme dan penjaga keutuhan NKRI.

Mengabadikan momen historis 22 Oktober 1945 sebagai tonggak perjuangan umat Islam dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia. Menurut KH Abdul Ghofar Rozin dari PBNU, Hari Santri juga menjadi pengingat pentingnya peran jaringan pesantren dalam menjaga perdamaian dan keseimbangan bangsa. Para kiai dan santri telah menunjukkan sikap moderat dan toleran sejak masa pra-kemerdekaan hingga kini, menjadikan pesantren sebagai pusat pembentukan karakter bangsa.

Kementerian Agama menegaskan bahwa tema tahun 2025 ini, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” merupakan refleksi dari peran santri masa kini bukan hanya penjaga nilai moral dan spiritual, tetapi juga bagian dari pembangunan global melalui ilmu dan akhlak.

Hari Santri kini tidak lagi sebatas agenda pesantren, tetapi telah menjadi hari nasional penuh makna, yang mengingatkan masyarakat bahwa semangat jihad, pengabdian, dan cinta tanah air para santri adalah bagian penting dari sejarah panjang Indonesia. (M/G Nesya Naila Naulia)

Baca juga: Rayakan HSN, Ini Contoh Ceramah Hari Santri 2025 yang Penuh Makna

(wid)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |