loading...
Nilai tukar rupiah mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, usai ambruk 0,83 persen atau 137 poin ke level Rp16.591 per dolar AS. Foto/Dok
JAKARTA - Nilai tukar rupiah mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Mengutip data Bloomberg, rupiah melemah 0,83%atau 137 poin ke level Rp16.591 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia (BI) , Edi Susianto mengatakan, pelemahan ini dipicu oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
"Kemarin hampir semua mata uang regional melemah terhadap dolar AS (atau DXY menguat). Sampai siang ini pun pelemahan mata uang di regional juga terus berlanjut," ujar Edi di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Edi juga menjelaskan, bahwa faktor pemicunya masih terkait dengan kebijakan tarif Trump yang mengenakan tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk China. Selain itu ancaman pengenaan tarif 25% untuk negara-negara Uni Eropa (UE) juga turut memicu penguatan indeks dolar AS (DXY) terhadap hampir seluruh mata uang.
"Faktor-faktor tersebut menyebabkan DXY mengalami penguatan hampir terhadap seluruh mata uang," jelasnya.
Menanggapi tekanan ini, BI juga terus memantau perkembangan pasar dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Tentu BI terus mengawal. Kami bold masuk pasar untuk menjaga keseimbangan supply demand valas di pasar agar market confidence tetap terjaga," tegas Edi.
Ditegaskan juga olehnya, BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi pasar valuta asing dan langkah-langkah kebijakan moneter lainnya. BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.
(akr)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya