loading...
Lama tak terlihat, Chilla Kiana—penyanyi Disney Asia—kini kembali dengan, tapi dia kini ingin lebih dikenal dengan panggilan Ara Grace. Foto/istimewa
JAKARTA - Lama tak terlihat, Chilla Kiana—penyanyi Disney Asia—kini kembali dengan, tapi dia kini ingin lebih dikenal dengan panggilan Ara Grace. Nama panggilan masa kecil itu terasa lebih elegan, lebih bold, dan jauh dari kesan childish—pas untuk menandai babak baru dalam hidup dan visinya.
Di balik layar, Ara tak pernah benar-benar berhenti, tapi Chilla Kiana yang kini lebih suka dipanggil ARA memang tidak suka rame, ternyata diusia yang masih muda dia tidak diam aja, sejak vakum dari dunia nyanyi karena wabah covid 19 saat itu, dia terus mengukir prestasi, menantang diri keluar dari comfort zone, membangun karier sebagai entrepreneur sekaligus mempertajam insting kreatif yang sudah menembus panggung internasional.
Dua bulan lalu, ia didapuk memimpin JJ Group Jakarta—sebuah group advertising terintegrasi dengan 300+ talenta lintas riset pasar, strategi merek, kreatif, konten imersif, media digital & OOH, hingga AI-driven martech. Ara mendapat tantangan besar, tidak main-main, diusia yang masih sangat muda, under 30!, dia harus bisa menjalankan bisnis ini untuk bersaing di skala global.
Ara, dengan semangat dan kecerdasannya bertekat untuk menunjukkan bahwa kecerdasan dan kreatifitas anak Indonesia tidak kalah dengan global! Dan Ara siap membuktikan itu! Sejak duduk di kursi CEO, Ara telah memenangkan kampanye end-to-end untuk sederet brand besar—dari FMCG, fintech, hingga teknologi/gadget. Formulanya: menggabungkan artistry dan strategy—kreativitas yang tajam, storytelling lintas budaya, akurasi data, dan keberanian bereksperimen—mampu menembus bahkan pasar gadget yang hiper-kompetitif. Gaya kerjanya ceoat, kolaboratif, data-led: ide kreatif diuji real-time metrics, dieksekusi lintas kanal, lalu dioptimasi berkelanjutan. Result? Awareness melonjak, engagement tumbuh, dan ROI konsisten melampaui KPI.
Saat ini Ara telah memenangkan sejumlah brand pitch bergengsi, membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk memimpin di level tertinggi. Ia dikenal mampu merancang kampanye yang bukan hanya terlihat indah, tetapi dirancang untuk menggerakkan pasar. “Setiap brand punya potensi untuk menang—tantangannya adalah menemukan cerita, medium, dan momentum yang tepat,” ujarnya.