Jakarta -
Klinik Jantung BraveHeart Brawijaya Hospital mendonasikan tiga alat EKG (Electrocardiogram) ke sejumlah mitra dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN). Donasi ini bertujuan mendukung deteksi dini risiko penyakit jantung yang menyasar Puskesmas Tebet, Klinik PLN, dan Klinik Medika Plaza.
Direktur Marketing Brawijaya Hospital Drg. Hestiningsih menekankan penyakit jantung masih menempati peringkat utama di Indonesia. Sebab itu, alat pemeriksaan seperti EKG penting sebagai pendeteksi sebelum terkena serangan jantung.
"Bahwa saat ini juga Indonesia kan banyak juga masyarakat yang terdeteksi jantung dari populasi yang ada itu jantung juga menduduki peringkat pertama ya, kalau nggak salah mungkin bisa cek lagi ke data kesehatan. Jadi sebelum terkena serangan jantung pun sudah bisa melakukan preventive untuk medical check-up," ungkapnya usai acara BraveTalk di Amaroosa Cosmo Hotel, Jakarta Selatan, Minggu, (9/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Drg. Hestiningsih melanjutkan, tingginya angka penyakit jantung di Indonesia disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang memicu penyakit kardiovaskular.
"Dengan gaya hidup saat ini, seperti mengonsumsi fast food, makanan manis, stres di tempat kerja, kebiasaan merokok, dan obesitas, semua itu menjadi beberapa penyebab utama penyakit jantung. Oleh karena itu, kita perlu secara aktif dan preventif mengedukasi masyarakat agar paling tidak melakukan check-up sebelum terkena penyakit tersebut," sambungnya.
Oleh sebab itu, dengan gaya hidup masyarakat yang berpotensi menyebabkan potensi jantung, perlu dilakukan Medical Check-Up (MCU) sebagai upaya preventif.
"Jadi, kita secara aktif dan preventif mengedukasi masyarakat untuk paling tidak melakukan check-up sebelum terkena penyakit tersebut," tuturnya.
Sementara itu, General Manager BraveHeart Prabawa Yogaswara merinci cara kerja EKG yang menjadi fokus pihaknya. Dia menjelaskan, EKG berfungsi untuk merekam aktivitas listrik jantung yang dapat membantu dokter jantung untuk menentukan tindakan yang diperlukan.
"Untuk EKG sendiri, alat ini merekam aktivitas listrik dari jantung. Seperti yang sudah dijelaskan, jantung kita terdiri dari otot dan listrik. EKG berfungsi untuk merekam aktivitas listrik tersebut, dan jika ada yang tidak sesuai, gambaran EKG akan menunjukkan hasil yang tidak normal. Dari situ, biasanya dokter jantung dapat menentukan tindakan yang perlu dilakukan," ujar Prabawa.
"Sekarang EKG telah menjadi pemeriksaan standar. Bahkan bagi mereka yang aktif beraktivitas atau berada pada usia muda 30-40 tahun, pemeriksaan EKG secara rutin sudah disarankan sebagai screening. Pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui medical check-up (MCU) yang menyertakan EKG, atau pemeriksaan EKG itu sendiri. Jadi, memang pemeriksaan ini sangat penting," sambungnya.
Dia mengungkapkan, pemeriksaan screening dengan EKG menjadi penting dilakukan untuk lebih sadar terhadap risiko penyakit jantung sebab hasil EKG tidak selalu langsung menunjukkan masalah.
"Kadang hasil EKG terlihat jelas, kadang tidak. Nah, itulah yang lebih perlu diperhatikan. Sebagai generasi muda, kita sebaiknya lebih sadar akan kesehatan jantung. EKG sebaiknya dilakukan sebagai pemeriksaan screening," pungkasnya.
(anl/ega)
















































