Jakarta -
Di era yang serba terhubung ini, konektivitas digital telah berubah dari sekadar kemewahan menjadi kebutuhan pokok. Ia adalah jalan tol menuju pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan informasi.
Namun, di balik percepatan transformasi digital Indonesia, tantangan besar masih membayangi, yakni kesenjangan akses yang lebar antara wilayah perkotaan dan pelosok negeri. Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) seringkali terisolasi dari gelombang kemajuan ini, membuat masyarakatnya berisiko tertinggal dalam kompetisi global.
Membangun infrastruktur digital hingga ke ujung nusantara bukanlah tugas yang dapat dipikul oleh pemerintah sendirian. Butuh kekuatan kolektif dari sebuah ekosistem kolaborasi. Di satu sisi, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital RI (BAKTI Komdigi) berperan sebagai regulator dan inisiator program Universal Service Obligation (USO) di wilayah 3T.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor swasta hadir dengan inovasi teknologi, investasi, dan keahlian operasional. Namun, ada satu pilar yang tak kalah krusial yakni peran aktif masyarakat.
Komunitas, individu, dan lembaga akar rumput adalah ujung tombak yang memahami betul tantangan dan kearifan lokal. Mereka adalah inovator yang mendirikan rumah baca digital, penggerak yang memanfaatkan sinyal untuk pemasaran hasil bumi, atau relawan yang mengajar literasi digital.
Dedikasi merekalah yang memastikan bahwa konektivitas tidak hanya sekadar tentang pemasangan menara BTS, tetapi tentang bagaimana teknologi itu menghidupi dan memberdayakan komunitas.
Untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam mendukung konektivitas digital, detikcom mengundang partisipasi masyarakat untuk mengajukan tokoh individu, komunitas, dan lembaga inspiratif dalam acara 'Apresiasi Tokoh Konektivitas Digital'.
Apresiasi Konektivitas Digital adalah ajang penghargaan yang memberikan apresiasi kepada segenap insan, meliputi individu, komunitas, atau lembaga yang berperan penting dalam memperkuat konektivitas digital Indonesia.
Melalui penghargaan ini, detikcom akan menyoroti berbagai kisah inspiratif tentang dedikasi dan inovasi para tokoh dalam membuka akses teknologi hingga pelosok negeri.
Selain sebagai bentuk apresiasi, 'Apresiasi Konektivitas Digital' juga memaparkan bukti upaya BAKTI Komdigi sebagai pelaksana program USO di Indonesia.
Cara Ajukan Nominasi Apresiasi Konektivitas Digital
Anda bisa berpartisipasi dalam mendorong perluasan konektivitas digital dengan memberikan penghargaan kepada para tokoh yang telah berjuang dan menyumbangkan segenap pikiran dan tenaganya untuk memperluas jangkauan telekomunikasi di Tanah Air.
Anda bisa membuka halaman form yang dapat diakses oleh publik dan akan terdapat exposure di all platform detikcom.
Anda dapat mengusulkan nama individu, komunitas, atau lembaga yang dinilai berkontribusi nyata dalam membuka akses teknologi dan informasi, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Form dapat diisi dengan data diri dan kategori nominasi yang sesuai untuk mendukung proses seleksi penerima penghargaan Apresiasi Konektivitas Digital di laman ini. Adapun periode pengajuannya yaitu 15 November 2025 - 15 Januari 2026.
Ajang ini diharapkan bisa mendorong lebih banyak kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam menghadirkan akses digital yang merata di seluruh Indonesia. Dengan konektivitas yang semakin merata, masyarakat di daerah 3T pun memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan bersaing di era digital.
Dengan partisipasi Anda, akses konektivitas digital pun diharapkan semakin inklusif. Sehingga, visi Indonesia Emas yang dicanangkan pemerintah juga dapat terwujud.
(akd/ega)


















































