Pemkab Banyuwangi Dukung Industri Batik, Gelar Festival dan Fashion Show

12 hours ago 3

Jakarta -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember menggelar Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2025. Hal ini bertujuan sebagai upaya mengenalkan khazanah batik khas Banyuwangi.

Beragam acara digelar untuk meramaikan batik festival ini, salah satunya peragaan busana batik di Area Lorong Bambu, Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan, Jumat (17/10).

BBF tahun ini dibuka dengan dengan penampilan puluhan anak dari usia 4 tahun hingga pelajar SMA menampilkan busana-busana batik bergaya sporti dengan motif 'Wader Kesit'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka nampak percaya diri membawakan busana batik layaknya peragawati profesional. Busana yang dikenakan ada yang merupakan desain dari desainer lokal hingga desain orang tua mereka.

"Tidak takut. Senang bisa tampil fashion show di sini," ujar salah satu peserta yang juga mendapatkan juara 2 kategori PAUD - TK, Jeselin (4), dalam keterangannya, Sabtu (18/10/2025).

Jeselin mendapat suport besar dari kedua orang tuanya. Bella Donna sang ibu mengaku senang Banyuwangi terus menyediakan panggung untuk anak-anak bisa berkreasi, termasuk fashion show batik.

"Senang karena Banyuwangi banyak memberikan wadah untuk anak-anak menampilkan talentanya. Baru ikut modeling 4 bulan, tapi sudah terlihat minat dan bakatnya. Semoga ajang-ajang kreatif semacam ini banyak dibuat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak mengembangkan bakatnya," kata Bella Donna.

Bella mengaku melibatkan desainer Banyuwangi untuk membuat busana batik anaknya. Alasannya karena dia merasa penasaran bagaimana kain batik didesain menjadi baju kasual.

"Ternyata bagus, dan menarik desainnya," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa BBF telah menjadi wadah pengembangan pelaku usaha batik di Banyuwangi. Mulai dari pengrajin batik, penjual batik, hingga desainer fesyen Banyuwangi.

"Kegiatan ini bagian dari upaya pemberdayaan kepada para pelaku industri batik. Kita tantang mereka untuk menciptakan desain busana batik dan mengkreasikannya. Banyuwangi sejatinya kaya dengan motif batik kuno. BBF adalah cara untuk melestarikan batik kami," kata Ipuk.

Sejak 2013, beragam motif kuno batik Banyuwangi telah diangkat pada ajang BBF. Mulai dari Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Blarak Sempal, Sekar Jagad Blambangan, Cacing Sembrug, dan lainnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Batik Sekar Jagad Banyuwangi, Fitria menjelaskan bahwa tahun ini BBF mengangkat motif Wader Kesit. Wader merupakan ikan air tawar yang banyak ditemui di sungai-sungai di Banyuwangi.

"Wader Kesit ini menggambarkan karakter masyarakat Banyuwangi yang gesit (kesit), lincah, serta mampu beradaptasi dimanapun berada, seperti halnya ikan wader," kata Fitria.

Aksi memukau para model dadakan ini memikat hati para pengunjung yang hadir. Salah satunya, Mathieu. Wisatawan asal Perancis ini mengaku senang bisa menyaksikan ajang ini.

"Bagus. Saya suka. Anak-anak kecil tampil luwes memakai batik. Tidak berlebihan, semuanya tampil natural," ucapnya.

Selain Fashion Lorong Bambu, rangkaian even BBF juga menggelar lomba mewarnai dan mencanting dan akan ditutup peragaan busana yang menampilkan puluhan karya desainer batik Banyuwangi pada Sabtu, 18 Oktober 2025.

(prf/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |