Cilacap -
Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy melepas 1.200 bibit sidat di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng). Rencananya, sidat akan dibudidayakan dalam rangka mendukung visi Ketahanan Pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Pelepasan ribuan bibit sidat juga dilakukan sejumlah pejabat negara dan tokoh yang turut serta dalam agenda kunjungan Menteri Agus di Nusakambangan hari ini. Mereka di antaranya Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, presenter Irfan Hakim, Wakil Menteri PanRB Purwadi Arianto, Wamen Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, hingga Direktur Komunikasi PT Indonesia Indicator Rustika Herlambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan budi daya sidat menjadi opsi kegiatan baru bagi warga binaan permasyarakatan (WBP) alias narapidana (napi) di Nusakambangan. Napi yang tertarik belajar budidaya sidat diberikan sarana untuk mengembangkan diri, dengan harapan dapat bermanfaat saat mereka bebas nanti.
Diketahui Menteri Agus mentransformasi Pulau Nusakambangan menjadi Pulau Kemandirian. Sejumlah lahan tidur diubah menjadi ladang jagung, sawah, peternakan, kolam-kolam ikan, balai latihan kerja konvekso, pelintingan rokok hingga workshop material paving dan batako berbahan dasar limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA)
Narapidana yang tertarik mengikuti program pelatihan tak hanya mendapat ilmu, tetapi juga premi dari tiap hasil panen dan produk yang mereka kerjakan. Premi tersebut dikirimkan via rekening bank sebagai modal usaha mereka setelah menyelesaikan masa pidana di Nusakambangan.
Kerja Sama dengan 'Kampung Sidat' Cilacap
Pegiat budidaya sidat setempat, Rudi Sutomo, mengatakan kerja sama antara pihaknya dengan pengelola Pulau Nusakambanhan saat ini adalah budidaya sidat di 20 kolam. Luas lahan yang digunakan untuk membuat 20 kolam budidaya sidat kurang lebih 3 hektare.
"Hari ini jumlah bibit sidat yang dilepas untuk simbolis, kita lepas 1.200 ekor," katanya kepada detikcom.
Rudi mengatakan sidat dapat dipanen dalam waktu 8 bulan. Kendati, untuk sidat yang ukurannya lebih besar akan dipanen dalam waktu 4 bulan.
"Panennya memerlukan waktu 8 bulan. Tapi di 4 bulan pertama akan ada panen parsial, sama seperti ikan. Jika ukurannya sudah besar, bongsor, berarti siap panen," jelas dia.
Rudi merupakan tokoh budidaya sidat di Cilacap. Diketahui Kabupaten Cilacap menjadi salah satu lokasi percontohan pengelolaan perikanan darat berkelanjutan, khususnya sidat.
Budidaya sidat di Cilacap sendiri telah mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Global Environment Facility (GEF), dan Food and Agriculture Organization (FAO).
"Saya di sini (Nusakambangan) sebagai konsultan untuk Ketahanan Pangan di budidaya sidatnya. Karena Kementerian KKP sudah mencanangkan Cilacap, yaitu Kecamatan Kedungreja sebagai 'Kampung Sidat'," pungkas Rudi.
(aud/dek)
















































