Mengganti Senjata Nuklir AS Jadi Tantangan Rumit bagi Eropa

3 hours ago 2

loading...

Prancis ingin senjata nuklirnya gantikan peran senjata nuklir AS sebagai payung keamanan Eropa. Namun, proses ini menjadi tantangan rumit bagi Eropa. Foto/thebulletin.org

ATHENA - Mengganti senjata nuklir Amerika Serikat (AS) sebagai payung keamanan transatlantik selama lebih dari tujuh dekade akan menjadi tantangan rumit Eropa.

Itu disampaikan Tomas Nagy, seorang peneliti senior tentang pertahanan nuklir, antariksa, dan rudal di lembaga think tank GLOBSEC.

Pembahasan baru di Eropa tentang kemampuan nuklir bermula dari pergeseran signifikan dalam dinamika strategis global, dengan yang paling signifikan adalah fokus pemerintahan baru AS pada Asia-Pasifik dan dorongannya untuk mendistribusikan kembali tanggung jawab dalam NATO.

“Katalisnya adalah pernyataan Menteri Luar Negeri AS Pete Hegseth pada pertemuan menteri pertahanan NATO pada bulan Februari, yang mengisyaratkan bahwa AS perlu membuat pilihan strategis yang sulit, termasuk mengurangi postur kekuatannya di Eropa,” katanya kepada Anadolu, yang dilansir Selasa (22/4/2025).

“Pidato Wakil Presiden [AS] JD Vance di Konferensi Keamanan Munich semakin menyoroti perpecahan politik yang mendalam antara pemerintahan [Donald] Trump dan apa yang saya sebut arus utama Eropa,” kata Nagy, yang sebelumnya menjabat sebagai diplomat dengan pengalaman di Kelompok Perencanaan Nuklir NATO.

"Hal ini telah memicu rasa ketidakpastian di Eropa dan Anda dapat melihat bahwa Eropa sedang memikirkan kembali cara yang seharusnya dilakukan untuk mempertahankan diri,” paparnya.

Menggarisbawahi bagaimana perang Rusia-Ukraina telah menyoroti kerentanan benua Eropa terkait pencegahan nuklir, dia mengatakan keraguan awal Eropa untuk memasok Kyiv dengan sistem militer canggih, seperti rudal jelajah dan pesawat, karena takut memicu eskalasi nuklir dengan Rusia—mengungkapkan kesenjangan penting dalam kemampuan strategisnya.

“Senjata nuklir tidak akan menjamin stabilitas atau menyelesaikan setiap masalah keamanan, tetapi tampaknya menjadi alat yang berguna untuk mengelola eskalasi, dan Eropa sebenarnya takut berakhir tanpa pencegahan nuklir yang kuat dan kredibel,” jelasnya.

Momen Emmanuel Macron?

Usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini untuk memperluas payung nuklir negaranya ke seluruh Eropa mungkin tampak menarik pada nilai nominalnya, tetapi Nagy memperingatkan bahwa hal itu menghadapi kendala praktis dan politik yang cukup besar.

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |