Mendikti Prihatin Kasus Kematian Mahasiswa Unud, Minta Kampus Bebas Bully

4 hours ago 3

Jakarta -

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengaku kaget sekaligus prihatin mengetahui mahasiswa Universitas Udayana (Unud) inisial TAS (21) tewas bunuh diri karena dibully mahasiswa lain. Brian mengaku sudah menghubungi rektor untuk meminta penjelasan.

"Kami tentu sangat kaget dan sangat prihatin dengan kejadian atau musibah yang menimpa Timothy Anugrah Saputra, salah satu mahasiswa di Universitas Udayana. Kami sudah menghubungi Pak Rektor dan kami meminta penjelasan," kata Brian usai menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Prabowo di Jl Kertanegara, Jaksel, Minggu (19/10/2025).

"Tadi saya juga hari ini berkomunikasi dengan Bapak Rektor ingin mendapatkan update apa yang sebenarnya terjadi," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brian mengatakan pihak kampus sudah membentuk tim untuk menginvestigasi kasus bully yang menimpa Timothy. Dia berharap penanganan kasus bullying dilakukan secara transparan dan kasus tidak terulang.

"Kami juga sudah mendapatkan laporan dari Bapak Rektor bahwa pihak Rektor sudah membentuk tim, pertama untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian juga melakukan pendampingan, baik untuk keluarga maupun pihak-pihak lain, yang barangkali akan terhubung dengan kasus ini," kata Brian.

"Kemudian juga harus memastikan bahwa kondisi kampus itu harus betul-betul kondusif, artinya tidak ada lagi hal-hal seperti ini bisa terjadi," imbuhnya.

Brian menegaskan bahwa kampus harus aman dari tindakan kekerasan. Dia meminta pihak rektorat di setiap kampus, termasuk mahasiswa membangun suasana yang kondusif agar kasus bully tidak terulang.

"Kami menegaskan bahwa kampus itu adalah ruang yang aman, harus aman dari tindakan kekerasan maupun pembulyan. Kita sudah ada peraturan Permendikbud di tahun 2024, yang mengatur bagaimana pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus," kata Brian.

Seperti diketahui, TAS (22), mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi FISIP Unud meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10). Polisi memastikan korban melompat dari lantai empat, bukan lantai dua seperti kabar yang sempat beredar.

Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi mengatakan korban sempat terlihat panik sebelum kejadian. Menurutnya, saksi melihat TAS muncul dari arah pintu lift dengan menggendong tas ransel dan memakai baju putih.

"Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus," ujar Sukadi, Kamis (16/10).

TAS tergeletak di depan lobi kampus FISIP Unud setelah melompat dari lantai empat. Ia sempat dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, tetapi nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.

Seusai kematian TAS, sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa beredar di media sosial. Dalam percakapan itu, sejumlah mahasiswa lintas fakultas seperti FISIP, FKP, dan Kedokteran menertawakan kematian TAS. Mereka bahkan mengolok-olok dan membandingkan fisiknya dengan kreator konten Kekeyi.

Sikap nirempati itu memicu gelombang kemarahan publik. Banyak mahasiswa Unud dan warganet menilai tindakan tersebut tak pantas dilakukan, apalagi oleh sesama mahasiswa kampus ternama. Ironisnya, beberapa pelaku justru aktif di organisasi kemahasiswaan.

(ygs/ygs)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |