Jakarta -
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon meresmikan Ruang Pamer Museum Zona Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta. Zona Muhammadiyah berfungsi sebagai museum yang menyimpan sejarah Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan pentingnya museum sebagai jembatan antara generasi yang lalu, kini, dan yang akan datang.
"Museum ini bukan hanya tempat untuk menyimpan artefak masa lalu, tetapi juga untuk menghidupkan narasi dan menjembatani generasi yang akan datang," ungkap Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Selasa (4/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, Yogyakarta sebagai Ibu Kota kebudayaan Indonesia merupakan kota ideal untuk memiliki museum yang merepresentasikan sejarah dan kontribusi Muhammadiyah. Ia pun merasa bangga terhadap Muhammadiyah yang telah berkontribusi besar dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan kesehatan.
"Muhammadiyah adalah salah satu organisasi tertua dan terbesar di Indonesia, lahir pada 1912, dan telah banyak mengukir sejarah di Indonesia," ujarnya.
Ia mencatat saat ini, terdapat 167 perguruan tinggi Muhammadiyah yang berperan penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Fadli juga mengingat kembali pengalamannya saat mengikuti Muktamar Muhammadiyah pada tahun 1990.
"Saya masih ingat ketika itu, saya bertemu dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang inspiratif. Waktu berlalu begitu cepat, dan kini kita merayakan 112 tahun Muhammadiyah berkarya," tuturnya.
Dirinya juga menyoroti kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa. Menurutnya kekayaan budaya Indonesia bukan hanya sekadar keragaman, tetapi sudah menjadi mega diversity.
"Kita memiliki peradaban yang tertua di dunia, dan museum ini bisa menjadi tempat untuk mempelajari dan menghargai warisan budaya kita," tegasnya.
Fadli juga menambahkan museum ini diharapkan dapat menjadi tempat yang dinamis dan hidup, dengan sentuhan digital yang menarik bagi generasi muda.
"Kita perlu menciptakan konten-konten yang menarik, termasuk merchandise yang kreatif. Ini adalah peluang besar untuk menarik pengunjung," imbuhnya.
Dengan peresmian ini, diharapkan Zona Muhammadiyah tidak hanya menjadi tempat untuk menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Acara peresmian ini diakhiri dengan harapan Zona Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan akan menjadi pusat pembelajaran dan inspirasi bagi generasi mendatang.
"Mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya kita, agar bisa menjadi inspirasi bagi generasi yang akan datang," tutur Fadli Zon.
Peresmian ini dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Doktor Haedar Nasir dan Rektor Universitas Ahmad Dahlan, Prof. Dr. Muchlas M.T.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu