Menbud Fadli Zon Resmikan Revitalisasi Museum Kepurbakalaan Banten Lama

2 weeks ago 26

Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan revitalisasi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama (MSKBL) di Kota Serang, Provinsi Banten. Revitalisasi yang dilakukan mencakup penambahan teknologi interaktif, ruang pameran temporer, serta perbaikan fasilitas.

Dengan adanya revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pengunjung, yang sudah mencapai lebih dari 60.000 orang pada tahun 2024.

"Teknologi tidak hanya membuat pengunjung lebih terlibat, tetapi juga memungkinkan kita untuk menghubungkan masa lalu dengan masa kini secara lebih dinamis. Museum harus menjadi ruang yang hidup, tidak hanya sekadar tempat menyimpan artefak, tetapi juga sebagai ruang edukasi yang relevan dengan perkembangan zaman," ungkap Fadli dalam keterangan tertulis, Selasa (21/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disampaikannya saat mengunjungi Museum MSKBL di Kota Serang, Banten, Minggu (19/1/2025).

Sejak tahun 1980-an, MSKBL telah menjadi pusat penelitian dan edukasi sejarah Banten. Kini, museum tersebut menyimpan lebih dari 1.000 artefak yang menggambarkan kehidupan masyarakat Banten pada masa lalu.

Dalam sambutannya, Fadli menekankan pentingnya transformasi digital dalam mengelola dan mempresentasikan koleksi museum.

Selain meresmikan revitalisasi museum, Fadli juga mengunjungi sejumlah situs bersejarah lainnya di Banten, seperti Benteng Speelwijk, Keraton Kaibon, dan Keraton Surosowan. Fadli mengungkapkan situs-situs ini merupakan bagian penting dari narasi sejarah Indonesia yang harus dipelihara dengan baik.

Sebagai informasi terbaru, beberapa koleksi MSKBL yang kini dipamerkan termasuk potongan-potongan keramik Tiongkok dari abad ke-16, senjata tradisional, dan ukiran kayu yang menunjukkan pengaruh budaya internasional pada masa kejayaan Kesultanan Banten.

Museum ini juga memamerkan koleksi benda-benda ritual yang berkaitan dengan kehidupan spiritual masyarakat Banten pada masa lalu.

"Banten pernah menjadi salah satu kekuatan besar di Asia Tenggara, dan situs-situs ini menyimpan jejak penting bagi identitas bangsa Indonesia," tambahnya.

Di samping itu, Fadli menyoroti pentingnya menghidupkan narasi sejarah, terutama dalam konteks peran Banten sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Nusantara.

"Selain menghidupkan narasi Kesultanan Banten, kami juga mendorong untuk mendokumentasikan lebih banyak cerita, seperti kedatangan Cornelis de Houtman di Pelabuhan Banten yang membuka jalur perdagangan Barat ke Indonesia," sambungnya.

Lebih lanjut, Fadli mengungkapkan Banten memiliki potensi besar untuk memperluas daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Namun, dengan 2.213 WBTb yang tercatat secara nasional, hanya 32 di antaranya berasal dari Banten.

Padahal, menurut Fadli, wilayah ini menyimpan kekayaan budaya yang sangat luas, dari seni bela diri pencak silat hingga upacara adat yang terus dilestarikan oleh komunitas lokal. Oleh karena itu, ia berharap lebih banyak budaya dari Banten dapat tercatat dalam daftar WBTb agar dapat lebih dihargai dan dilindungi.

Dalam kunjungannya kali ini, Fadli juga melakukan diskusi dengan komunitas pelestari budaya di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Banten. Diskusi tersebut berfokus pada pengembangan Taman Budaya Banten yang akan menjadi pusat kegiatan seni dan budaya bagi masyarakat, serta upaya untuk melestarikan seni bela diri tradisional yang merupakan bagian integral dari budaya lokal.

"Festival budaya dan penghidupan kembali ekosistem seni ini penting untuk menjaga agar budaya Banten tetap relevan di masa depan," tutur Fadli.

Menutup kunjungannya, Fadli juga meninjau Gedung Negara Eks Karesidenan Banten, yang kini berfungsi sebagai rumah dinas gubernur. Ia mengusulkan agar gedung bersejarah ini dimanfaatkan lebih luas lagi sebagai ruang publik dan pusat seni budaya untuk mengedukasi masyarakat.

"Gedung ini adalah bagian dari sejarah panjang Banten yang harus dilestarikan, namun juga harus bermanfaat bagi generasi sekarang," ucap Fadli.

Melalui revitalisasi museum dan kunjungannya ke berbagai situs bersejarah lainnya, Fadli juga menegaskan komitmennya untuk memperkuat pelestarian budaya Indonesia, menjadikan kebudayaan sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan bangsa.

Kegiatan ini menjadi rangkaian penting dalam kunjungan Fadli ke Banten, yang bertujuan memperkuat upaya pelestarian dan pengembangan situs-situs budaya di Banten. Fadli berharap Banten, dengan segala kekayaan sejarah dan budayanya, bisa menjadi model bagi daerah lain dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya nasional.

(anl/ega)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |