Massa Kembali Geruduk Kantor Bawaslu Bengkulu Selatan

8 hours ago 2

loading...

Massa simpatisan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bengkulu Selatan, Suryatati-Ii Sumirat, kembali menggelar aksi protes di depan kantor Bawaslu Bengkulu Selatan, Rabu (14/5/2025). FOTO/IST

BENGKULU SELATAN - Suasana memanas terjadi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bengkulu Selatan, Rabu (14/5/2025), ketika massa simpatisan pasangan calon nomor urut 2, Suryatati-Ii Sumirat, kembali menggelar aksi protes. Mereka menuntut keadilan atas kasus yang dinilai sebagai rekayasa penangkapan terhadap calon wakil bupati Ii Sumirat pada malam pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) lalu.

Sejak pukul 10.00 WIB, massa berkumpul di depan kantor Bawaslu dengan membawa spanduk dan melakukan orasi yang menyoroti lemahnya penanganan terhadap 20 laporan dugaan pelanggaran pemilu. Mereka mempertanyakan sikap Bawaslu yang dinilai tidak profesional dan tidak netral.

Salah satu insiden menonjol terjadi saat massa melakukan aksi teatrikal dengan membakar surat keterangan penghentian laporan dari Bawaslu sebagai bentuk simbolik ketidakpuasan terhadap lembaga tersebut. Aksi itu juga sempat diwarnai ketegangan dan saling dorong antara massa dengan aparat kepolisian.

Herman Lufti, koordinator aksi, menegaskan bahwa pihaknya kecewa berat terhadap Bawaslu yang dianggap tidak serius menyelidiki laporan, khususnya terkait rekayasa penangkapan Ii Sumirat dan penyebaran hoaks oleh kelompok tertentu.

"Bawaslu omong kosong, tidak profesional, 20 laporan tentang pelaku rekayasa penangkapan dan penyebaran hoaks penangkapan Ii Sumirat yang tersebar di seluruh TPS se-Kabupaten Bengkulu Selatan dianggap angin lalu, kami sangat kecewa," katanya.

Lufti menegaskan, tidak ada alasan bagi Bawaslu untuk mengabaikan kasus rekayasa penangkapan Ii Sumirat jika benar-benar bertindak profesional.

"Cawabup kami digerebek 9 jam sebelum pencoblosan lalu disebar fitnah bahwa Ii Sumirat ditangkap polisi karena korupsi, apa itu bukan pelanggaran? Peristiwanya jelas, bukti-bukti lengkap, sudah dilapor semua, tapi mengapa Bawaslu diam saja, tidak ada tindak lanjut," katanya.

Aksi tersebut merupakan kali kelima pendukung paslon 02 mendatangi kantor Bawaslu dengan tuntutan yang sama. Namun, menurut mereka, respons yang diberikan tidak menunjukkan adanya itikad baik untuk menyelesaikan persoalan.

"Jangan salahkan kami kalau aksi berikutnya menjadi anarkis," ujar Arif, salah satu peserta aksi dengan nada kesal.

Untuk diketahui, cawabup Bengkulu Selatan Ii Sumirat menjadi korban rekayasa penangkapan pada malam pelaksanaan PSU Bengkulu Selatan, Jumat (18/4/2025), atau 9 jam sebelum pencoblosan. Kasus rekayasa penangkapan tersebut telah dilaporkan ke Polres serta beberapa kali ke Bawaslu Bengkulu Selatan. Namun Bawaslu menghentikan status laporan karena dinilai tidak terbukti sebagai pelanggaran pemilihan.

Pengamat politik Citra Institute Yusak Farchan menyayangkan sikap Bawaslu yang cenderung abai terhadap kasus rekayasa penangkapan cawabup Ii Sumirat. Menurutnya, kasus tersebut merupakan modus baru kejahatan pilkada serta lebih parah dari politik uang.

"Kita sepakat bahwa politik uang merusak demokrasi. Tapi kasus ini lebih parah lagi, lebih sadis, karena di samping merusak demokrasi juga mengancam hak asasi," katanya.

Yusak menyarankan Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi (MK) mengusut dan menindak tegas kasus rekayasa itu serta tidak menganggapnya sebatas pelanggaran biasa.

(abd)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |