Marak Kebakaran, Damkar DKI Ingatkan Warga Tak Beli Alat Listrik Murah

2 weeks ago 12

Jakarta -

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengingatkan masyarakat agar tak membeli alat kelistrikan dengan harga murah. Sebab banyak alat listrik murah yang tak sesuai standar sehingga berisiko terjadinya korsleting yang berujung kebakaran.

"Kadang-kadang banyak yang di pasar itu Rp10 ribu dapat tiga, kita enggak tahu kualitasnya. Jangan tergiur barang yang murah, tapi tidak memenuhi standar," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan di Balai Kota Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Menurutnya, alat listrik seperti stop kontak atau colokan yang tak sesuai standar, ukurannya akan lebih longgar dari standarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inilah yang dapat menyebabkan korsleting,"ujarnya.

Selain alat-alat listrik yang tidak sesuai standar, kata Satriadi, penyebab lain arus pendek listrik (korsleting) yakni penggunaan listrik menumpuk pada satu terminal listrik. Penggunaan listrik ilegal juga mengakibatkan arus listrik terlalu besar hingga tidak mampu ditampung.

Penyebab lainnya, yaitu instalasi listrik tidak sesuai standar atau terdaftar sebagai anggota AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia). Selain itu menyambung sekring putus dengan kawat karena setiap sekring memiliki standar penerimaan beban yang berbeda.

"Penyebab korsleting lainnya adalah mengganjal Miniature Circuit Breaker (MCB) yang sering turun (jeglek) karena tidak sesuai kapasitas beban, stop kontak atau kabel tidak sengaja terkena air (atap bocor, tersiram air atau banjir) serta penggunaan kabel yang tidak sesuai kapasitas hantar arusnya," tuturnya.

Meski begitu, Satriadi mengungkapkan bahwa arus pendek listrik menjadi penyebab terbanyak kebakaran di Jakarta sepanjang tahun 2024, yakni 69 persen, merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Adapun jumlah kejadian kebakaran pada tahun 2024 mencapai 787 kejadian.

"Kebakaran itu kategorinya bukan bencana, tapi risiko. Makanya kebakaran itu banyak penyebabnya, misalkan, kelalaian karena kompor gas, lilin atau apa. Jadi, kalau dibilang kenapa rutin, memang 'pas' kebetulan saja," imbuhnya.

(bel/aik)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |