Manajemen Arema FC Geram Bus Persik Dilempari Batu: Pertimbangkan Hengkang dari Kanjuruhan!

4 hours ago 2

loading...

General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, mengungkapkan insiden ini seolah menghapus perjuangan klub selama tiga tahun terakhir untuk bisa kembali bermain di kandang sendiri / Foto: Dok. Sindonews

Manajemen Arema FC menyampaikan kekecewaan mendalam atas insiden pelemparan batu yang dilakukan oknum suporter terhadap bus tim Persik Kediri usai laga di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Akibat insiden ini, manajemen Singo Edan mempertimbangkan untuk tidak lagi berkandang di Stadion Kanjuruhan dalam waktu dekat.

General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, mengungkapkan kekecewaannya yang besar. Ia menyebut insiden ini seolah menghapus perjuangan klub selama tiga tahun terakhir untuk bisa kembali bermain di kandang sendiri pasca-tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa.

"Kita kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin. Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh-sungguh untuk kembali ke rumah sendiri," ujar Yusrinal Fitriandi dalam keterangan resminya, Senin (12/5/2025).

Baca Juga: Dean James Comeback, Peluang Lawan China dan Jepang Terbuka Lebar

Inal, sapaan akrabnya, juga menyinggung beratnya perjuangan manajemen yang harus bertahan di tengah kesulitan finansial akibat terusir dari kandang sendiri. "Rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat, dan niat tulus mempertahankan klub ini. Kami terasa sudah berdarah-darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini," tegasnya.

Ia juga menyoroti hilangnya dukungan Aremania selama tiga tahun terakhir dan ekspektasi tinggi yang diterima tim saat kembali bermain di Malang. Padahal, menurutnya, tim justru membutuhkan dukungan moril pasca-tragedi Kanjuruhan. "Kami mengingatkan suporter itu pendukung. Tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih-alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti," tuturnya.

Tak hanya itu, Inal juga menyoroti pihak keamanan terkait standarisasi pengamanan pertandingan. Ia mendorong adanya evaluasi, meskipun mengakui sulit mencapai kesempurnaan jika semua beban dilimpahkan kepada Arema FC. Terlebih, laga melawan Persik disebutnya sebagai pertandingan berisiko tinggi karena rivalitas antar suporter. "Laga kemarin itu level renpam (rencana pengamanan) high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion, yang menjadi konsen pihak keamanan," ungkapnya.

Baca Juga: Kylian Mbappe si Manusia Rekor

Merespons insiden ini, manajemen Arema FC kini mempertimbangkan masa depan tim dalam sisa kompetisi Liga 1 musim ini, terutama kemungkinan untuk tidak lagi bermain di kandang sendiri. "Kami mempertimbangkan untuk tidak bermain di Stadion Kanjuruhan dalam waktu dekat," tukas Inal.

Laga kandang perdana Arema FC di Stadion Kanjuruhan pasca-tragedi memang berakhir pahit. Selain kalah telak 0-3 dari Persik Kediri melalui gol Vava Mario Yagalo, Ramiro Fergonzi, dan Ze Valente, insiden pelemparan batu ke bus tim tamu semakin memperburuk situasi.

(yov)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |