loading...
LAN menekankan pentingnya karakter literasi digital sebagai fondasi dalam membangun birokrasi masa depan. Foto/istimewa
JAKARTA - Lembaga Administrasi Negara (LAN) menekankan pentingnya karakter literasi digital sebagai fondasi dalam membangun birokrasi masa depan. Saat ini terdapat lebih dari 5,3 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tercatat aktif di Indonesia per 2025.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyebutkan dari jumlah tersebut ada sekitar 12% di antaranya generasi Z, yang kini makin memperkuat wajah birokrasi. Meski demikian, tantangan besar mengadang reformasi birokrasi dituntut lebih adaptif seiring dengan digitalisasi layanan publik.
Di sisi lain banyak ASN muda menghadapi kesenjangan kompetensi digital, adaptasi terhadap struktur birokrasi yang kaku, serta perbedaan etos kerja lintas generasi. Menyikapi tantangan tersebut, karakter menjadi fondasi utama bagi ASN dalam menjalankan perannya.
Baca juga: Sepanjang Sesuai UU ASN, Penugasan Anggota Polri di Luar Institusi Dinilai Tetap Sah
Direktur Pembelajaran Karakter dan Sosial Kultural, Deni Junanto menyampaikan di tengah perubahan cepat dan ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi, karakter menjadi modal penting bagi para CPNS untuk mampu bekerja dengan integritas, empati, dan tanggung jawab.
“Nilai dasar ASN Ber-AKHLAK harus menjadi pedoman dalam setiap tindakan. Nilai-nilai tersebut tidak sekadar jargon, tetapi prinsip kerja yang menentukan kualitas pelayanan publik. Setiap ASN harus memastikan nilai Ber-AKHLAK melekat dalam keseharian, karena dari sanalah kepercayaan publik dibangun,” katanya pada Penutupan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) Angkatan 10, 11, 12, dan 13 Tahun 2025 di Graha Makarti Bhakti Nagari, Sabtu (22/11/2025).
Deni menjelaskan terkait model pembelajaran Latsar yang kini menempatkan pembelajaran independen atau mandiri sebagai pendekatan utama. Namun, pendekatan ini juga membawa tantangan tersendiri, Deni menyebutkan beberapa contoh tantangan tersebut, seperti kedisiplinan peserta dalam mengelola waktu belajar, kemampuan mengakses dan memahami modul digital secara mandiri, serta konsistensi dalam mengerjakan tugas berbasis pengalaman lapangan tanpa pengawasan langsung.
Baca juga: Tingkatkan Kompetensi ASN, LAN Ubah Sistem Pembelajaran Jadi Terintegrasi


















































