Komisi X DPR Minta Pemerintah Investigasi Perundung Mahaiswa Tewas di Unud

5 hours ago 1
Jakarta -

Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian meminta pemerintah melakukan investigasi kasus perundungan di Universitas Udayana (Unud) terhadap mahasiswa Unud yang tewas. Menurutnya kasus seperti ini harus segera diatasi bukan saja secara internal.

"Kemendiktisaitek selaku pembina dari berbagai pendudukan tinggi baik negeri maupun swasta apabila ada satu kejadian harus segera ikut turun tangan melakukan investigasi," kata Hetifah sesuai ikut ziarah Partai Golkar si TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menegaskan, DPR akan membahas topik ini untuk memastikan langkah-langkah dilakukan oleh pemerintah bahwa pelaksanaan aturan-aturan yang ada berjalan. Terlebih saat ini sedang masa penerimaan mahasiswa baru.

"Jadi jangan sampai di dalam proses transform mahasiswa baru masuk ke pendidikan tinggi mereka justru dimulai dengan satu program-program yang ada unsur kekerasan di dalamnya, itu yang sangat kita cegah," sambung dia.

Dia juga meminta kepada Unud, untuk memberikan hukuman sanksi kepada pelaku. Dia berharap hukuman yang diberikan setimpal.

"Kepada Kampus Udayana, kami juga meminta agar memastikan bahwa mereka yang melakukan tindakan ini (perundungan) ini juga mendapat sanksi yang setimpal," kata Hetifah.

Hetifah menyebut, aturan tentang pencegahan dan penahanan kekerasan di perguruan tinggi sudah ada. Aturan tertuang dalam Permendikbudristek Nomor 54 Tahun 2024.

"Yang kami sesalkan sampai hari ini, kejadian-kejadian seperti perundungan dan bentuk-bentuk kekerasan lain, bukan hanya kekerasan fisik, tapi juga kekerasan mental yang juga berujung pada hilangnya nyawa dan juga dampak-dampak lain yang berjangka panjang itu masih terjadi," ucapnya.

Polisi Sebut Korban Jatuh dari Lantai Empat

Sebelumnya, polisi mengungkap TAS melompat dari gedung lantai empat, bukan dari lantai dua seperti informasi yang beredar sebelumnya. TAS terjatuh di depan gedung FISIP Unud, Jalan Sudirman, Denpasar, Bali, pada Rabu (15/10).

Kasi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, mengungkapkan hal itu berdasarkan keterangan saksi yang juga mahasiswa berinisial NKGA. Saat kejadian, NKGA berada di lantai empat untuk menunggu dosen bersama temannya.

"Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 08.30 Wita pada saat saksi kuliah dan sedang menunggu dosen, saksi bersama temannya inisial D duduk di teras depan kelas, lantai empat kampus diskusi tentang mata kuliah," ungkap Sukadi, Kamis (16/10) malam.

"Kurang lebih 15 menit kemudian datang korban dari arah pintu lift, dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih. Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus," imbuhnya.

TAS juga disebut sempat duduk di kursi panjang yang berada di sisi barat kelas. Namun, karena saksi tidak mengenali TAS, ia tidak memperhatikan lebih lanjut.

Beberapa saat kemudian, TAS melompat dari lantai empat. Sontak, mahasiswa lain bersama petugas keamanan kampus bergegas mengevakuasi dan membawa korban ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar.

Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Prof Ngoerah, TAS dalam kondisi masih sadar. Namun, lantaran mengalami pendarahan dan kesadarannya terus menurun, mahasiswa semester VII program studi Sosiologi itu dinyatakan meninggal dunia.

(maa/maa)


Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |