Tangerang -
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) mengatakan segera membongkar pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di pesisir utara Tangerang, Banten. Menurutnya, pembongkaran bisa dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
"Mungkin satu dua hari ini akan ada solusi kapan kira-kira pembongkaran itu akan dimulai," kata Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, Kementerian KKP Halid K. Jusuf kepada wartawan di Kronjo, Tangerang, Rabu (15/1/2025).
Halid menyebut bahwa KKP sudah melakukan tindakan berupa penyegelan. Setelah itu ada sanksi administrasi bahkan bisa berujung pada pidana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun demikian kami saat ini masih terus mendalami siapa yang akan muncul sebagai penanggung jawab di dalam mekanisme pemagaran ini, seperti itu," tambahnya.
Halid mengatakan pembangunan pagar laut ini dilakukan oleh orang tertentu. Ada langkah investigasi yang dilakukan KKP untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas pagar itu.
"Apakah itu di masyarakat, lembaga sosial, ataupun pihak-pihak lain yang merasa bertanggung jawab atas pemagaran tersebut," paparnya.
Tapi menurutnya, pembongkaran pagar di laut ini juga butuh waktu dan melibatkan banyak pihak. Apalagi, panjangnya mencapai 30,16 kilometer lebih di sepanjang pesisir Tangerang.
"Kami akan melakukan tindakan tegas. Tentunya di dalam pembongkaran ini kan 30 kilometer ini kan butuh waktu yang panjang. Butuh alat berat untuk mencabut itu," pungkasnya.
Sebelumnya, anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) Yeka Hendra Fatika mengatakan kerugian nelayan imbas pemagaran laut di pesisir utara Kabupaten Tangerang bisa mencapai miliaran. Taksirannya, mencapai Rp 9 miliar dalam 3 bulan jika ada 1.500 nelayan di pesisir utara ini.
"Ini masih simulatif, karena kita tidak melakukan sensus nelayan, kalau asumsi ada 1.500 (nelayan) saja, saya menghitung dengan penurunan rata-rata Rp 100 ribu, kalau melaut 5 hari, ada 20 hari (sebulan), dikali 3 bulan bisa Rp 9 miliar," kata Yeka usai meninjau pemagaran laut di Kronjo, Kabupaten Tangerang, Rabu (15/1).
Dia mengatakan taksiran terendah simulasi hitungan secara kerugian ekonomi. Karena sebetulnya nelayan di wilayah pesisir ini bisa mencapai 3.800 orang lebih.
"Itu paling rendah, itu taksiran ekonomi, apalagi ada 3.800 (nelayan)," paparnya.
(bri/lir)