Kisah Bripka Afriadi Amin Jadi Dosen-Bangun Rumah Tahfiz di Medan dan Kerinci

1 day ago 7

Jakarta -

Anggota Satbinmas Polrestabes Medan Bripka Afriadi Amin menjadi dosen hingga mendirikan rumah tahfiz di Medan, Sumatera Utara, dan Kabupaten Kerinci, Jambi. Bripka Afriadi dinilai rekannya sebagai polisi yang berdedikasi.

Salah satu yang menilai Bripka Afriadi berdedikasi adalah Hariansyah, rekan S3 Bripka Afriadi di UIN Sumatera Utara (UINSU). Hariansyah pun mengusulkan Bripka Afriadi menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2025.

"Yang saya tahu ya, selain beliau memang jujur, berdedikasi, ya mudah-mudahan kehadiran beliau ini di kepolisian termasuk membangun citra positif polisi. Mudah-mudahan dengan banyaknya orang-orang seperti Afriadi Amin citra polisi itu semakin positif lah di masyarakat," kata Hariansyah kepada detikcom, Kamis (30/1/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain jujur dan berdedikasi, Hariansyah menyebut Bripka Afriadi memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Buktinya, kata dia, Bripka Afriadi mendirikan rumah tahfiz di Medan dan Kerinci.

"Yang saya tahu beliau buka rumah tahfiz, muridnya nggak banyak kali, cuman upaya beliau itu ya ke masyarakat lah, termasuk terhadap anak-anak supaya lebih dekat kepada Al Quran, dekat kepada agama. Tentu juga diharapkan dengan begitu jauh dari kriminal, game online juga," ucapnya.

Hariansyah mengenal Bripka Afriadi sebagai sosok yang pendiam, tak banyak bicara tapi aksi sosialnya nyata. Afriadi, kata dia, juga aktif menulis artikel-artikel dan mengajar sebagai dosen prodi ilmu perpustakaan UINSU.

"Beliau telah menulis artikel sebanyak 18, udah mulai masuk di Google Scholar dan juga sambil mengajar juga ya di dunia pendidikan ya, kalau nggak salah beliau juga pengajar di kampus UINSU," ujarnya.

Atas dedikasi Bripka Afriadi itu, Hariansyah merasa bangga terhadap sosok polisi yang bertugas di Polrestabes Medan tersebut. Menurutnya, jarang ada polisi yang seperti Bripka Afriadi.

Awal Mula Bangun Rumah Tahfiz

Dihubungi terpisah, Bripka Afriadi menceritakan awal mula dirinya mendirikan Rumah Tahfiz Sutan Ibnu Hasyim di Medan dan Rumah Tahfiz Khairunnas di Kerinci. Menurutnya, rumah tahfiz di Medan dibangun di atas tanah milik orang tuanya dan rumah tahfiz di Kerinci kini beroperasi di sebagian rumah neneknya.

"Awalnya tuh kan saya perhatikan di daerah kami ini kan, pendidikannya kurang, sehingga saya melihat condong banyak narkoba atau hal yang negatif. Saya berpikir untuk berbuat baik dengan cara bangun rumah tahfiz. Lalu saya berkomunikasi sama orang tua saya, baru kita sepakat dengan warga bersama-sama untuk buka rumah tahfiz Quran," jelas Afriadi.

Rumah tahfiz di Medan dan Kerinci digagas Bripka Afriadi AminRumah tahfiz di Medan dan Kerinci digagas Bripka Afriadi Amin Foto: dok. istimewa

Dia menggagas pembangunan rumah tahfiz di Medan dan Kerinci itu pada tahun 2020 dengan memakai masjid di sekitar tempat tinggalnya untuk kegiatan belajar mengajar rumah tahfiz tersebut. Dua tahun berdiri dan berkembang, akhirnya rumah tahfiz itu pindah ke bangunan rumah keluarganya.

"Pertama kali di awalnya tuh di masjid dulu, selanjutnya karena sudah berkembang, kami buatlah sendiri dari swadaya masyarakat, dari donatur," katanya.

Saat ini, dua rumah tahfiz itu sudah beroperasi lebih dari 4 tahun dan sudah legal dengan penetapan SK Kementerian Hukum dan HAM. Santri dan santriwati di rumah tahfiz Medan ada 60 orang, sementara rumah tahfiz di Kerinci ada 18 santriwati.

Bripka Afriadi menyebut rumah tahfiz itu gratis untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Dia bersama para donatur menanggung biaya hidup sehari-hari santri dan santriwati dari keluarga miskin yang belajar di rumah tahfiz tersebut. Namun, ia juga tidak mematok harga untuk santri-santriwati dari keluarga berkecukupan.

"Itu kan swadaya masyarakat, apabila ada keluarga yang kurang mampu, kami kasih gratis. (Tapi bagi yang mampu) Seikhlasnya aja," ucapnya.

Atas dedikasinya itu, Bripka Afriadi pernah diganjar penghargaan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara dan Bupati Kerinci.

Rumah tahfiz di Medan dan Kerinci digagas Bripka Afriadi AminRumah tahfiz di Medan dan Kerinci digagas Bripka Afriadi Amin Foto: dok. istimewa

Bripka Afriadi Nyambi Jadi Dosen

Selain sehari-hari bertugas sebagai polisi, Bripka Afriadi juga 'nyambi' menjadi dosen di UINSU dan Universitas Dharmawangsa Medan. Dia mengajar para mahasiswa di kampus itu usai lepas tugas sebagai polisi.

"Ngajar di sore saya, itu 17.30 WIB lah, habis kegiatan kepolisian udah selesai, ngajar 17.30 WIB, istirahat Salat Magrib, lanjut jam 19.00 WIB sampai jam 20.15 WIB di Dharmawangsa, malem aja," ujar Afriadi.

Bripka Afriadi memang bukan dosen tetap di dua kampus tersebut. Namun, ia mengajar mata kuliah program ilmu perpustakaan dan ilmu komunikasi di kedua kampus tersebut.

Karena berlatarbelakang pendidikan S3 ilmu komunikasi, ia pun terbiasa membuat tulisan untuk diterbitkan menjadi buku ataupun artikel jurnal. Menurutnya, sudah ada 3 buku yang ia tulis dan diterbitkan.

"Saya sudah menerbitkan 3 buku nanti silakan buka di Perpusnas. Pertama buku Mengurangi Kecanduan Game Online Pada Anak itu sudah ada diterbitkan di Perpusnas, kedua Pancasila, ketiga Komunikasi Kepolisian. Saya sudah menuliskan kurang lebih ada 18 artikel, silakan buka di Google Scholar atas nama saya Afriadi Amin," imbuhnya.

(fas/hri)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |