Kisah Brigadir Renita, Dari Inovasi Database hingga Jadi Polwan Terbaik PBB

1 day ago 1

Jakarta -

Brigadir Renita percaya tentang prinsip bahwa semua orang bisa memberikan dampak, terlepas di mana pun mereka bertugas. Prinsip inilah yang menginspirasi Renita membuat perubahan dari belakang meja hingga dia mendapatkan penghargaan sebagai Polwan Terbaik PBB 2023.

Renita menceritakan kembali momen dirinya meraih penghargaan dari PBB saat berbincang dengan detikcom, Kamis (26/9/2025). Nama Renita diusulkan oleh Divisi Hubungan Internasional Polri dalam program Hoegeng Corner 2025.

Renita saat itu bertugas sebagai Petugas Basis Database Kriminal (Crime Database Officer) di Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA). Setelah dua tahun bertugas di sana pada 2023-2024, Renita telah kembali ke Indonesia dan kini bertugas sebagai Bhayangkara Adm Pelaksana Lanjutan Taud Divhubinter Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat bertugas di Afrika Tengah, Renita mengurus dua proyek. Pertama, dia mengurusi proyek tentang migrasi database untuk UN Police, yang sebelumnya masih menggunakan database manual.

"Itu saya integrasikan ke platform yang sudah dipunyai sama UN. Nah platformnya itu namanya unite aware, itu dia terkoneksi dengan New York, dengan kita bisa juga koneksiin dengan misi-misi lain," kata Renita.

Lewat pengembangan database itu, pengolahan data menjadi tren statistik menjadi lebih efektif. Proses yang sebelumnya membutuhkan waktu kini bisa ditampilkan secara langsung.

"Kalau pakai platform itu, platform yang tadi itu, dia bisa show up secara real time, jadi kita lebih efektif kerjanya," kata Renita.

Proyek kedua yang ditangani Renita yaitu tentang database Kepolisian Afrika Tengah atau FSI. Menurut Renita, kepolisian di sana sebelumnya masih menggunakan database manual untuk mencatat aksi kejahatan.

"Datanya ini tuh nya benar-benar pakai buku sama pulpen," kata Renita.

Kemudian Renita dan tim menggagas untuk pengembangan database kriminal yang lebih baik. Dia memasang perangkat hingga melakukan pelatihan bagi polisi lokal.

"Sebenarnya yang punya ide itu kepala section saya. 'Oh kita buat database kaya gini buat polisi lokal', terus karena saya kepala unit database kriminal jadi saya dan tim execute," imbuh Renita.

Briptu Renita Rismayanti (dok.istimewa)Briptu Renita Rismayanti (dok.istimewa) Foto: Briptu Renita Rismayanti (dok.istimewa)

Ide itu muncul, kata Renita, berdasarkan pengalamannya sehari-hari saat bertugas di Afrika Tengah. Dia melihat banyak pelaku kriminal di sana yang justru bebas pergi ke mana saja dan belum ditangkap kepolisian.

"Kita tuh tahu orang ini tuh dia kriminal gitu, penjahat gitu tapi entah kenapa belum ditangkap, entah kenapa orang ini masih bisa melakukan ini itu, entah kenapa orang ini kriminal itu malah bisa ditugaskan jadi ikut pelatihan-pelatihan apa. Diajukan government padahal orang ini istilahnya kriminal," ujar Renita.

"Ternyata karena mereka itu nggak punya database, polisi lokal nggak punya database. Jadi kalau nggak punya database itulah kenapa orang-orangnya masih bisa bebas, masih bisa melakukan ini itu," sambung dia.

Kinerja Renita dalam mengembangkan inovasi database di Afrika Tengah itu menarik perhatian PBB. Dia kemudian diberikan penghargaan sebagai Polwan Terbaik PBB 2023.

"Sebenarnya, pertama waktu dikasih penghargaan, bersyukur. Bukan hanya saya di situ, tetapi kan tim juga, kerja sama tim, nama unit saya juga di-recognize, nama section saya juga diakui," kata Renita.

Selain itu, Renita juga bangga dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Bagi dia, penghargaan ini merupakan capaian penting dalam perjalanan kariernya.

"Lebih pentingnya nama Indonesia. Untuk polisi Indonesia baru pertama yang dapat itu, sebelum-sebelumnya dari Afrika, dari India...," kata dia.

Dia lalu mengulang kembali pesan yang disampaikannya saat menerima penghargaan dari PBB. Renita menegaskan bahwa siapa pun bisa memberikan dampak, meskipun bertugas di belakang meja.

"Waktu speech di UN HQ, saya bilangnya gini sih. Intinya kita bisa melakukan apapun, di manapun kita berada. Kaya contohnya waktu di Afrika itu, kerjanya di kantor. Ya unit saya hanya duduk di belakang meja, cuma megang komputer, kaya seolah-olah itu nggak bisa significance. Nggak ketemu warga lokal, tidak, tapi ternyata dengan duduk di belakang meja kita bisa kok membawa impact ke banyak orang," ujar dia.

Apresiasi PBB

Dalam catatan detikcom, Sekjen PBB António Guterres pernah memuji langsung prestasi Brigadir Renita. Hal itu disampaikan lewat akun X miliknya.

"Selamat kepada Brigadir Satu Polisi Renita Rismayanti atas penobatannya sebagai @UN Woman Police Officer of the Year Award," tulis António Guterres seperti dikutip, Jumat (17/11/2023).

António juga berterima kasih atas kepemimpinan Renita selama ini di PBB Republik Afrika Tengah. Renita dinilai mampu memberdayakan perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender.

"Saya berterima kasih padanya atas layanan & kepemimpinannya di @UN_CAR, dalam memberdayakan perempuan & mempromosikan kesetaraan gender & hak asasi manusia," lanjutnya.

Sosok Renita

Dikutip dari laman resmi TribrataNews dan Humas Polri, Brigadir Renita Rismayanti memulai kariernya di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai Petugas Informasi Publik pada 2014. Polwan kelahiran Magelang yang kerap disapa Nita itu juga pernah bekerja di bidang pelatihan, administrasi, dan logistik.

Brigadir Renita Rismayanti merupakan personel Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter). Polwan berusia 27 tahun itu juga bertugas sebagai Petugas Basis Database Kriminal (Crime Database Officer) di Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA).

"Inovasi dan upaya Brigadir Polisi Satu Renita Rismayanti dalam memanfaatkan data dalam pemeliharaan perdamaian PBB dan Kepolisian Republik Afrika Tengah telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan keamanan bagi masyarakat yang rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (15/11/2023).

Dalam perannya itu, Brigadir Renita membantu mengonsep hingga mengembangkan basis data kriminal. Ini memungkinkan polisi PBB untuk memetakan dan menganalisis hotspot kejahatan dan kekacauan yang, pada gilirannya, membantu pasukan keamanan negara untuk merencanakan operasi mereka dengan lebih baik dalam mendukung penduduk setempat.

Diketahui, Kontingen Garuda Bhayangkara (Garbha) Satgas FPU 5 Minusca yang bertugas di Bangui, Afrika Tengah, diberangkatkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada 19 September 2023. Kontingen diikuti 140 personel Polri dengan rincian 116 Polki dan 24 Polwan. Polri telah mengirimkan personel sebanyak 3.184 Personel Polri ke MPP PBB.

Satgas FPU 5 MINUSCA sebelum diberangkatkan ke daerah misi wajib melewati tahapan latihan Pra Penugasan selama 7 Bulan di Pusat Misi Internasional Polri (Serpong) dan telah dibekali dengan kemampuan berstandar PBB, seperti penanganan huru-hara, penanganan search & rescue, investigasi, intelijen, negosiasi, kontrateroris, perlindungan VIP, penembak jitu, komunikasi elektronik, mekanik, hingga medical combat. Kapolri berharap pelaksanaan misi dapat berjalan optimal serta berkontribusi terhadap perdamaian di wilayah penugasan.

Saksikan Live DetikPagi :

Tonton juga video "Aipda Santho Tutup Celah Penyimpangan Anggaran, Raih 'Bendahara Satker Terbaik'" di sini:

(knv/lir)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |