PUNCAK - Kabut tebal yang menyelimuti pegunungan Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, tak menghalangi langkah tulus para prajurit Satgas Yonif 142/Ksatria Jaya. Di bawah pimpinan Dpp Sertu Gusri, personel Pos Pintu Jawa menggelar pelayanan kesehatan keliling bagi warga sekitar pos, membawa semangat kemanusiaan di tengah keterbatasan fasilitas medis.
Dengan membawa peralatan medis sederhana, para prajurit menyusuri pemukiman warga. Senyum ramah dan sapa hangat menjadi pembuka setiap langkah mereka. Bagi warga, kehadiran TNI bukan hanya sekadar pemeriksaan kesehatan, melainkan bukti nyata kasih dan perhatian dari saudara sebangsa.
“Kami datang bukan hanya membawa obat, tapi juga membawa semangat hidup. Kami ingin masyarakat tahu bahwa mereka tidak sendiri TNI selalu hadir untuk mereka, ” tutur Dpp Sertu Gusri, Komandan Pos Pintu Jawa Satgas Yonif 142/Ksatria Jaya, saat ditemui di sela kegiatan. Kamis (30/10/2025).
Menurut Sertu Gusri, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian TNI terhadap kondisi kesehatan masyarakat di wilayah pedalaman yang seringkali sulit menjangkau fasilitas medis.
“Banyak warga yang membutuhkan perhatian. Dengan kegiatan seperti ini, kami ingin membantu sekaligus mempererat hubungan TNI dengan masyarakat, ” tambahnya.
Sementara itu, Yohanus Waker, salah satu tokoh masyarakat Sinak, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepedulian prajurit Ksatria Jaya. Ia mengatakan, kehadiran TNI membawa harapan baru bagi warga di tengah kondisi geografis yang berat.
“Tentara datang bukan untuk berperang, tapi untuk menolong. Kami merasa diperhatikan, anak-anak kami bisa berobat, orang tua kami dapat bantuan obat-obatan. Ini hal yang sangat berarti bagi kami, ” ungkap Yohanus dengan nada haru.
Kegiatan pelayanan kesehatan keliling tersebut disambut antusias oleh warga. Anak-anak tampak riang menerima pemeriksaan, sementara para orang tua menunduk penuh syukur atas sentuhan kemanusiaan yang mereka rasakan.
Bagi masyarakat Sinak, para prajurit Ksatria Jaya bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga pembawa kehangatan dan pengharapan. Di tanah tinggi yang sepi dan berjarak dari keramaian, mereka menulis kisah tentang ketulusan dan pengabdian yang melampaui tugas.
(Letda Chk Gusti/AG)
