Kepengurusan PAMKI Bali 2025–2028 Resmi Dilantik, Peran Mikrobiologi Klinik Dinilai Krusial bagi Bali

18 hours ago 5

DENPASAR – Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Cabang Bali resmi mengukuhkan kepengurusan baru masa bakti 2025–2028. Dalam pelantikan yang berlangsung di Denpasar, 13 Desember 2025, Dr. dr. I Wayan Agus Gede Manik Saputra, M.Ked.Klin., Sp.MK., ditetapkan sebagai Ketua PAMKI Bali, menggantikan Prof. Dr. dr. Ni Nyoman Sri Budayanti, Sp.MK(K)., yang memimpin pada periode 2022–2025.

Ketua Umum Pengurus Pusat PAMKI, Prof. Dr. sc. agr. dr. Anis Karuniawati, Sp.MK(K)., Ph.D., menegaskan bahwa peran dokter spesialis mikrobiologi klinik terbukti sangat vital, terutama saat pandemi Covid-19. Ia menyebut, profesi ini bekerja tanpa mengenal waktu demi menjaga keselamatan masyarakat.

“Ke depan, anggota PAMKI diharapkan terus bergerak bersama untuk memperkuat sistem kesehatan nasional, ” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi pemerataan keberadaan Spesialis Mikrobiologi Klinik di Bali hingga ke wilayah pelosok. Menurutnya, keberhasilan tersebut layak didokumentasikan agar dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

Pelantikan ini turut menjadi ajang penguatan sinergi antara PAMKI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Prof. Anis menekankan bahwa transformasi kesehatan harus berdampak nyata pada peningkatan mutu layanan, khususnya dalam penanganan penyakit infeksi.

“Meski efisiensi anggaran masih menjadi tantangan, penyakit infeksi harus tetap menjadi prioritas karena membutuhkan peran khusus mikrobiologi klinik, ” tegasnya.

Ketua IDI Wilayah Bali, Dr. dr. I Made Sudarmaja, M.Kes., menyatakan bahwa peran PAMKI sangat penting dalam mendukung dokter lain melalui pendekatan berbasis bukti ilmiah. Menurutnya, dengan regulasi kesehatan terbaru, dokter dituntut semakin berhati-hati dalam menentukan terapi.

“Evidence-based medicine menjadi keharusan, dan di sinilah peran mikrobiologi klinik menentukan penyebab penyakit serta pilihan terapi yang tepat, ” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya riset berkelanjutan untuk memastikan status penyakit infeksi seperti lepra dan rabies yang kerap dianggap sudah tidak ada. Selain itu, IDI Bali berharap PAMKI terus menjaga kompetensi anggotanya serta memperhatikan kesejahteraan melalui pengaturan distribusi tenaga dan peluang kerja.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Putu Camellia, M.Kes., menegaskan eratnya hubungan pemerintah daerah dengan PAMKI, khususnya sejak pandemi Covid-19. Menurutnya, peran PAMKI masih sangat dibutuhkan, termasuk dalam program resistensi antibiotik dan pengembangan riset penyakit infeksi.

“Ujung dari setiapen program dan penelitian harus bermuara pada manfaat bagi masyarakat, ” katanya.

Menanggapi isu keterbatasan anggaran, dr. Camellia menekankan pentingnya melihat kontribusi PAMKI secara menyeluruh. Ia menilai keberhasilan hanya dapat dicapai jika program pemerintah dan organisasi profesi berjalan beriringan.

Ketua PAMKI Bali terpilih, Dr. dr. I Wayan Agus Gede Manik Saputra, menekankan urgensi dukungan pemerintah terhadap mikrobiologi klinik, mengingat Bali merupakan destinasi wisata internasional yang rentan terhadap berbagai penyakit infeksi. Ia menyebut penguatan manajemen laboratorium dan pengaturan peran Sp.MK di rumah sakit negeri maupun swasta perlu mendapat perhatian serius, termasuk dari sisi anggaran.

“Penanganan penyakit infeksi membutuhkan kapasitas diagnostik laboratorium yang memadai, ” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi peran Ketua PAMKI Bali sebelumnya, Prof. Ni Nyoman Sri Budayanti, yang dinilai berjasa mendorong pemerataan tenaga Spesialis Mikrobiologi Klinik di seluruh kabupaten dan kota di Bali.

Rangkaian acara pelantikan ditutup dengan pemaparan ilmiah dari perwakilan IDI Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, serta Pengurus Pusat PAMKI sebagai wujud komitmen bersama dalam memperkuat layanan kesehatan berbasis riset dan kolaborasi. (Ray)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |