Kemenag Salurkan Rp500 Juta untuk Program Zakat dan Wakaf di Pulau Tidung

3 hours ago 1

loading...

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) bersama sejumlah lembaga amil zakat menyalurkan bantuan senilai Rp500 juta untuk mendukung penguatan program zakat dan wakaf di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Dana tersebut merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, yang diserahkan dalam kegiatan Kick Off Program Kampung Zakat, Program Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis KUA, serta Program Inkubasi Wakaf Produktif Tahun 2025, Rabu (10/9/2025).

Dari total bantuan itu, dana senilai Rp75 juta untuk Program Inkubasi Wakaf Produktif dan Rp20 juta untuk Program Kampung Zakat Kelurahan Pulau Tidung. Sementara itu, Rp350 juta untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat berbasis KUA di tujuh lokasi KUA di Jakarta, Rp10 juta untuk 20 paket sembako, Rp15 juta untuk 50 paket sekolah, serta Rp30 juta santunan bagi 75 anak yatim. Bantuan disalurkan oleh Panti Yatim Indonesia, Inisiatif Zakat Indonesia, Yatim Mandiri, Darunnajah, Rumah Zakat, dan Bazis DKI.

Baca Juga: Mengenal Ananiah, Penyakit Hati yang Bisa Menghancurkan Tauhid

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono, mengungkapkan bantuan tersebut diarahkan untuk mendukung 15 UMKM serta 10 kelompok budidaya ikan yang menjadi binaan program Kampung Zakat. “Bantuan ini bukan hanya soal angka, tetapi tentang keberlanjutan dan bagaimana masyarakat Pulau Tidung dapat naik kelas secara ekonomi,” ujarnya.

Menurutnya, Kampung Zakat menjadi laboratorium pemberdayaan umat yang melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), maupun lembaga amil zakat (LAZ). “Kolaborasi adalah kunci. Dengan sinergi, zakat dan wakaf bisa menghadirkan manfaat nyata dan merata bagi masyarakat,” tambahnya.

Waryono menekankan, program Inkubasi Wakaf Produktif ditujukan untuk menggerakkan potensi ekonomi lokal. “Wakaf tidak lagi dipandang sebatas pembangunan fisik. Lebih dari itu, wakaf bisa menjadi instrumen produktif yang menopang usaha masyarakat, seperti perikanan, perdagangan, maupun pariwisata,” jelasnya.

Ia menegaskan, Kemenag berkomitmen menghadirkan inovasi pengelolaan zakat dan wakaf yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di berbagai daerah. “Pulau Tidung menjadi contoh nyata bagaimana zakat dan wakaf hadir, bukan hanya untuk membantu, tetapi juga memberdayakan,” tegasnya.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag DKI Jakarta, Adib, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung program ini, mulai dari BAZNAS, LAZ, pemerintah daerah, hingga tokoh masyarakat. Ia menilai momentum kick off menjadi penanda dimulainya babak baru pemberdayaan masyarakat berbasis zakat dan wakaf di Kepulauan Seribu. “Saya sangat menghargai inisiatif ini, apalagi Kepulauan Seribu dipilih sebagai lokus pemberdayaan. Ini langkah strategis,” ucapnya.

Adib menilai, pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat di Kepulauan Seribu akan menjadi penopang kemajuan DKI Jakarta secara keseluruhan. “Kepulauan Seribu punya potensi besar di bidang perikanan dan pariwisata. Jika didukung kemandirian ekonomi umat, kawasan ini bisa berkembang menjadi kota satelit bagi Jakarta,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sinergi antar-lembaga menjadi kunci keberhasilan program Kampung Zakat dan Inkubasi Wakaf. “Kita ingin memastikan zakat dan wakaf benar-benar menjadi instrumen pemberdayaan yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.

Baca Juga: 10 Pemimpin Besar dalam Islam yang Patut Diketahui

Dalam kesempatan itu, Adib juga menyinggung peran pendidikan dan sumber daya manusia. Menurutnya, pembangunan ekonomi Kepulauan Seribu harus berjalan seiring dengan penguatan sektor pendidikan keagamaan. “Madrasah dan pesantren di Kepulauan Seribu akan terus kita perkuat, meskipun sebagian masih berstatus filial. Generasi terbaik dari Kepulauan Seribu harus kita siapkan,” ujarnya.

Adib mengungkapkan, Kanwil Kemenag DKI juga tengah menggagas inisiatif menjadikan Jakarta Selatan sebagai Kota Wakaf. “Ini bagian dari strategi besar mengoptimalkan zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Zakat dan wakaf adalah raksasa yang bisa menjadi solusi kesenjangan sosial dan kemiskinan ekstrem,” tegasnya.

Ia menutup sambutannya dengan doa dan harapan agar program ini berjalan optimal. “Jika zakat dan wakaf dikelola maksimal, saya yakin tidak ada lagi rakyat miskin dan kesenjangan sosial yang terlalu besar. Inilah ikhtiar kita untuk menjadikan Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.

(aww)

Read Entire Article
Pembukuan | Seminar | Prestasi | |